Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Lebaran, Pemerintah Fokus Ke Merak

Kompas.com - 10/07/2012, 13:40 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sering terjadinya antrean panjang menuju Pelabuhan Merak, Banten, membuat pemerintah melakukan sejumlah upaya. Bukan hanya untuk mengurai kemacetan, tetapi juga untuk mengantisipasi hal serupa terjadi menjelang Lebaran.

"Kita akan konsentrasi ke Merak, karena cukup besar pengaruhnya," kata Menteri Perhubungan, EE Mangindaan, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (10/7/2012).

Menurut Mangindaan, pemerintah sudah berhasil mengatasi kemacetan menuju Pelabuhan Merak, Banten, yang terjadi selama masa liburan panjang belakangan ini. "Biasanya ada 4 ribuan truk tiap hari yang lewat. Kemarin kami hitung 5.180 truk termasuk kendaraan pribadi lewat sana. Pantas saja menjadi antre sampai 5 kilometer," kata Mangindaan.

Mengantisipasi hal serupa menjelang Lebaran, pemerintah akan melakukan sejumlah hal. Pertama, pengerahan kapal dari tempat penyeberangan lain untuk fokus ke Merak-Bakauheni. Pengerahan itu misalnya melibatkan kapal dari Gilimanuk-Ketapang, karena penyeberangan di Gilimanuk-Ketapang tidak begitu padat. "Kapal di jalur yang kira-kira tidak terlalu padat kita alihkan ke Merak," kata Mangindaan.

Kedua, masa perbaikan (docking) kapal dipercepat. Mangindaan berujar, perbaikan harus selesai satu minggu sebelum Lebaran. Kapal yang tersedia pun harus minimal 28 kapal. "Ini baru kita bisa bicara tidak terjadi antrean yang terlalu panjang," katanya.

Ketiga, penggunaan dermaga secara penuh. Sekarang ini, ada dua dermaga di Pelabuhan Merak yang tidak bisa digunakan secara penuh. Dua dermaga itu hanya bisa dimasuki oleh kapal kecil saja. Untuk itu, pemerintah sedang melakukan perbaikan di dua dermaga itu agar kapal besar bisa masuk. "Jadi dua dermaga ini selesai dalam satu-dua hari ini. Berarti full kapasitas kita kerahkan ke sana," papar Mangindaan.

Terakhir, Mangindaan menyebutkan, ada perbaikan manajemen di Pelabuhan Merak. Kalau manajemen sekarang ini tidak sanggup melakukan pekerjaannya, akan diganti oleh kementerian. Dikatakannya, Kepala Cabang di pelabuhan setempat telah diganti. "Manajemennya juga kemarin kalau tidak sanggup saya ganti orangnya," ucapnya.

Untuk mengantisipasi pungutan liar, Kemenhub pun telah menempatkan orang-orangnya di Pelabuhan Merak. Perlu ketegasan dalam menghadapi pungli. "Saya ambil contoh bulan lalu itu, ada koordinator calo-calo gitu, pungli, yang bayar suruh maju naik duluan. Sedangkan ada yang sudah berjam-jam bahkan sudah ada 1 hari nunggu (belum diperbolehkan naik). Itu berarti manajemen nggak bener," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

    "Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

    Nasional
    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Nasional
    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Nasional
    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nasional
    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Nasional
    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    Nasional
    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Nasional
    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Nasional
    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Nasional
    Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Nasional
    ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

    ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

    Nasional
    Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

    Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

    Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

    Nasional
    PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

    PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com