Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Proyek MRT Kembali Terkatung-katung

Kompas.com - 29/11/2012, 06:04 WIB

Harga tidak disinggung

Sejumlah pakar transportasi yang hadir juga kembali mengungkapkan keberatan. Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, mempersoalkan besaran tarif yang bisa mencapai Rp 15.000. Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Intrans) Darmaningtyas juga lebih menyetujui jika MRT dibangun di bawah tanah dan menyarankan pemerintah lebih fokus pada optimalisasi bus transjakarta.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit lebih menyoroti soal kewenangan pengembangan kawasan sekitar stasiun MRT itu nantinya.

”Soal harga, kita bisa lihat di tabel Pak Tribudi. Kajian layang atau bawah tanah, kita lihat dampaknya bagi masyarakat,” ujar Danang.

Soal mahal atau tidaknya harga proyek MRT, tidak lagi disinggung. Semula isu harga MRT yang dinilai terlalu mahal menjadi salah satu alasan Jokowi belum memutuskan nasib kelanjutan MRT.

Setelah Jokowi meninggalkan ruangan, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Jokowi akan ke Cilincing untuk menemui warga yang berunjuk rasa dengan menutup jalan. Tidak lama kemudian, rapat itu pun ditutup tanpa ada keputusan apa-apa soal kelanjutan proyek MRT.

”Kita masih menunggu kajian resmi dari Bappenas dan Dirjen Perkeretaapian. Sekarang baru katanya, katanya. Saya juga baru lihat angka ROI dari PT MRT, setelah sekian lama baru dikeluarkan,” kata Basuki. (FRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com