Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah RI Alami Koma di RS

Kompas.com - 04/01/2013, 03:14 WIB

Menurut dr Muhamad Ikbal SpOG, salah satu dokter yang menangani RI, luka pada kemaluan RI tergolong sudah lama. ”Luka itu bukan luka segar, tetapi sudah lama seperti luka borok.”

Namun, Ikbal tak bersedia memberikan penjelasan lebih lanjut terkait kerusakan pada organ intim RI. ”Saya tidak berhak menjelaskan hal ini kepada khalayak umum, karena yang bersangkutan pun belum sadarkan diri. Saya hanya bisa menjelaskan kepada keluarganya,” katanya.

Gerakan kemanusiaan

Komisioner Komnas Perempuan Sri Nurherwati mengatakan, kepekaan lingkungan terhadap korban kekerasan seksual masih lemah. Kondisi itu mengakibatkan korban terlambat diketahui kondisinya.

”Setelah kondisi korban memburuk, baru lingkungan menyadari kalau ada korban kekerasan seksual,” kata Nurherwati, Kamis (3/1), di Jakarta.

Kasus yang dialami RI ini pun merupakan bagian dari gambaran belum tertanganinya kasus- kasus kekerasan seksual pada anak. Apalagi kasus ini umumnya terjadi pada kalangan ekonomi lemah.

Seperti dituturkan Asri, sesungguhnya dia tahu ada perubahan sikap pada putrinya, dua bulan terakhir. Namun, dia tak menaruh curiga. Sejak dua bulan itu ditemukan bercak-bercak darah pada pakaian dan celana RI, sementara RI belum haid. ”Di rok putihnya pernah ditemukan bercak darah. Saya kira itu darah bekas sesuatu karena duduk sembarangan,” katanya.

Sebulan belakangan, lanjut ibu enam anak ini, hampir setiap hari RI mencuci pakaian dalamnya sendiri. ”Setiap kali selesai mencuci pakaian dalamnya, dia hanya bilang ke saya kalau celananya tinggal dijemur. Dari celananya itu masih ada bekas bercak darahnya,” tutur Asri.

Berkenaan dengan adanya kasus itu, kata Nurherwati, dibutuhkan gerakan kemanusiaan untuk melindungi perempuan dari kekerasan seksual. ”Kepedulian orang atas perikemanusiaan ini yang masih harus digugah agar tak terulang lagi kekerasan seksual,” katanya. (rts/art/nel/mdn)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com