Priska menegaskan, banjir yang merendam basemen Plaza UOB murni bencana alam. ”Ini terjadi karena gedung kami yang terdekat dengan tanggul Latuharhari. Jadi kalau misal gedung ini tidak ada, tentu yang akan kena gedung lain,” ungkapnya.
Menurut dia, Plaza UOB telah memiliki sistem drainase dan pompa untuk mengeluarkan air. ”Namun, saat banjir terjadi, sembilan pompa yang ada di gedung kami tidak bisa memompa air keluar. Ini karena air di luar gedung sudah tinggi sehingga saat air dipompa keluar, air balik lagi,” ungkapnya.
Priska menambahkan, pembangunan Plaza UOB telah dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. ”Pembangunan gedung ini tentu sesuai dengan persyaratan yang ada,” katanya.
Menurut dia, Plaza UOB baru kali ini dilanda banjir besar. ”Pada 2007, saat Jakarta dilanda banjir besar, gedung ini tidak terendam,” ujarnya. Ia memaparkan, pada 22 Desember 2012, air memang masuk ke Basemen 3, tetapi ketinggiannya hanya sekitar 20 sentimeter.
Hingga Minggu siang, penyedotan air di Plaza UOB masih berlanjut, sementara penyelaman untuk mencari korban dihentikan.