Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendesak, Pembenahan Angkot

Kompas.com - 11/02/2013, 02:45 WIB

Sayangnya, sampai saat ini, perusahaan angkutan sering lolos dari jerat pidana karena kepemilikan angkutan umum, seperti mikrolet, banyak perorangan.

Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, jika sopir terbukti bersalah, izin trayek angkutan tersebut akan dicabut. Untuk sementara Dinas Perhubungan DKI menyerahkan proses hukum kasus ini kepada kepolisian.

Pemerintah Provinsi DKI berupaya meningkatkan kualitas pelayanan angkot agar tetap dipakai sebagai pilihan warga. Sejak 2012, ujar Syafrin, Pemerintah Provinsi DKI mewajibkan penggunaan seragam, kartu anggota koperasi atau perusahaan, dan kartu pengenal pengemudi.

Namun, penegakan aturan ini sulit dijalankan karena organisasi kepemilikan sopir angkot belum banyak yang berbenah. Hanya sebagian kecil yang sudah memiliki pul sendiri.

Membantah

Ramli, Ketua Koperasi Wahana Kalpika (KWK) Jakarta Utara, membantah dugaan Jamal, sopir U 10 (Sunter Permai-Muara Angke), melakukan pelecehan seksual. Peristiwa itu terjadi karena penumpang terlalu panik ketika sopir keluar jalur yang sebenarnya. Tanpa ada komunikasi, penumpang meloncat keluar angkot lalu terjatuh.

”Sopir kami menolong korban dan membawa ke rumah sakit. Lalu dia melaporkan peristiwa itu kepada polisi, tidak mungkin dia melakukan pelecehan seksual,” kata Ramli. Pihak KWK akan membantu Jamal selama menjalani proses hukum.

Berdasarkan pemantauan Kompas di lapangan, angkutan umum yang berjalan tidak sesuai trayek dan seenaknya di jalan umum dilakukan oleh sopir-sopir angkutan umum. Di kawasan Lebak Bulus hingga Blok M, Minggu kemarin, para sopir bus berlaku seenaknya.

Ngetem di sembarang tempat, menunggu penumpang tidak di halte, menaikkan atau menurunkan penumpang di tengah jalan, hingga balik arah karena sepi atau terjebak kemacetan.

”Bus ini sampai Ciledug. Namun, tahu sendiri di Kebayoran Lama suka macet panjang. Kalau penumpang sedikit, dioper. Saya balik ke sini (Blok M) lagi,” kata Hutabarat, sopir metromini, dengan entengnya.

Di sepanjang jalan Ciledug Raya, bus-bus yang berbalik arah tidak pada tempatnya jamak dijumpai. Dengan bantuan kenek dan polisi cepek, sopir bisa membawa busnya menerjang pembatas jalan dan berbalik arah.(NEL/NDY/FRO/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com