Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penataan Angkutan di Jakarta Masih Buruk

Kompas.com - 27/02/2013, 01:50 WIB

”Kami belum melihat ada perbaikan sarana parkir di tempat pemberhentian angkutan umum. Apabila pembatasan benar-benar dijalankan, sarana ini menjadi penting,” katanya.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana menilai pemberlakuan pembatasan penggunaan kendaraan dengan nomor ganjil-genap sebaiknya diterapkan mulai akhir tahun 2013 karena infrastruktur pendukung belum sepenuhnya siap. ”Pengadaan tambahan bus sedang dan bus transjakarta paling cepat sekitar bulan Oktober atau November,” ujarnya.

Program ganjil-genap tetap bisa dilaksanakan asal masyarakat diberi alternatif pengganti bagi pengendara. ”Jangan sampai seperti Kartu Jakarta Sehat. Sudah diterapkan sebelum puskesmas, rumah sakit, tenaga medis, obat- obatan, dan sarana pendukung lainnya siap. Akibatnya, jadi kewalahan,” katanya.

Dukungan wilayah terkait

Ketua Organda Bekasi Indra Hermawan menilai, sejauh ini belum ada koordinasi seperti apa nanti dampak sistem ganjil-genap. Indra mengartikan sistem ganjil-genap sebagai pembatasan jumlah kendaraan yang masuk ke DKI Jakarta. Berdasarkan data Dishub DKI Jakarta, setiap hari ada 1,915 juta sepeda motor dan mobil masuk dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Apabila diasumsikan sepertiga jumlah kendaraan yang masuk berkurang karena sistem ganjil-genap, berarti harus ada penambahan ribuan bus, angkot, dan kereta. Masalahnya, armada yang ada baru 300 bus berkapasitas 18.000 orang, 50 bus berkapasitas 2.000 orang, dan 1.200 angkot berkapasitas 12.000 orang per hari. Kereta dari Stasiun Bekasi dan Stasiun Kranji mengangkut 20.000 orang per hari.

Kendaraan pribadi dari Bekasi yang masuk ke Jakarta diperkirakan 300.000-400.000 unit per hari. Kendaraan pribadi mengangkut hampir 1 juta jiwa warga pekerja ke Jakarta.

”Kami akan berkoordinasi dengan Jakarta seperti apa rekayasa lalu lintas terkait ganjil-genap dan apa yang harus kami perbuat,” kata Kadis Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman.

Sementara Kadis Perhubungan Tangerang Selatan (Tangsel) Mursan Sobari mengatakan, selama kebijakan ganjil genap digunakan untuk mengatasi kemacetan, pihaknya siap mendukung. ”Sudah ada pembicaraan awal soal program itu untuk berkoordinasi,” kata Mursan.

Pihaknya tetap berharap pembangunan infrastruktur pendukung program ganjil-genap masih perlu diperbaiki, seperti perbaikan angkutan umum. Dari Tangsel, angkutan umum masih sangat terbatas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com