Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pondok Indah Protes

Kompas.com - 03/06/2013, 03:20 WIB

Beberapa tahun lalu, Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Jakarta Selatan menyegel sejumlah rumah di Jalan Arteri Pondok Indah yang berubah fungsi menjadi tempat komersial.

Wajar protes

Pengajar Fakultas Arsitektur Lanskap Universitas Trisakti, Jakarta, Nirwono Joga, menilai, protes warga Pondok Indah adalah wajar. Sebab, Pondok Indah memang tidak dirancang sebagai kawasan niaga. Jalan Metro Pondok Indah semula merupakan jalan utama perumahan, tetapi kemudian berubah menjadi jalan arteri ke Jakarta dari selatan.

”Muncul persoalan kepadatan lalu lintas yang parah sehingga wajar warga setempat protes kepada pengembang dan pemerintah,” ujarnya.

Kawasan Pondok Indah sebenarnya dikembangkan sebagai kawasan pendukung Kebayoran Baru dan Blok M. Jalan penghubung ke kawasan tersebut melalui Jalan Radio Dalam.

”Jadi, pada awalnya Pondok Indah sebagai wilayah permukiman. Kawasan niaga di Jakarta Selatan seharusnya diarahkan di sekitar kawasan Blok M. Infrastrukturnya sudah ada, tinggal melengkapi,” katanya.

Di setiap wilayah di Jakarta juga sudah ada pusat niaga, seperti di Grogol (Jakarta Barat), Senen (Jakarta Pusat), dan Cililitan (Jakarta Timur).

Kasus Pondok Indah menjadi pelajaran bagi pemangku kepentingan bahwa tata kota selama ini banyak ditentukan kepentingan swasta. Banyak lahan strategis di pusat kota dikuasai pengembang swasta. Akibatnya, perwajahan kota banyak dipengaruhi kepentingan pemodal. (K04/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com