Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jakarta Lebih Setuju Usulan Basuki daripada BLSM

Kompas.com - 25/06/2013, 17:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Kramat Jati, Jakarta Timur, senang karena telah mendapatkan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) dari pemerintah. Meski demikian, warga lebih suka jika pemerintah memberikan jaminan dalam berbagai aspek hidup.

Anisah (48), warga yang menerima BLSM hari ini, mengatakan akan mempergunakan uang BLSM itu sebaik-baiknya. Wanita yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga itu mengatakan, uang BLSM sebesar Rp 300.000 yang diterimanya hari ini hanya cukup untuk belanja selama tiga hari. Ibu tiga anak tersebut akan menggunakan uang BLSM untuk membeli sembako dan menghidupi kebutuhan sehari-hari.

"Paling sudah habis tiga hari soalnya harga BBM naik, harga sembako di pasar juga sudah naik semua. Tarif angkot juga sudah naik," kata Anisah di Kantor Pos Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (25/6/2013).

Ia mengaku pembagian BLSM itu lebih baik diganti dengan kebijakan seperti yang diusulkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yakni pemberian jaminan kepada warga kurang mampu. Menurut dia, pemberian BLSM ini hanya bersifat penyenang sementara untuk meredam keterkejutan warga terhadap dampak dari kenaikan tarif BBM bersubsidi.

"Saya lebih setuju pendapatnya Pak Ahok (panggilan akrab Basuki) daripada pejabat yang lainnya. Warga yang miskin itu dilindungi negara. Jadi, harus dapat jaminan kesehatan, transportasi, pendidikan, dan semuanya," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Amiruddin (53), warga Kelurahan Makasar, Jakarta Timur. Ia mengatakan, selain membagikan BLSM, pemerintah seharusnya juga memberikan jaminan kesejahteraan sosial kepada warga miskin. Selain itu, pemerintah juga harus menjamin dan tetap menjaga stabilitas harga sembako dan tarif angkot. Ia tidak yakin penyesuaian tarif BBM bersubsidi tak berdampak pada harga kebutuhan lainnya.

"Sekarang kan mau pemilu. Jadi, bisa pencitraan pejabat-pejabat buat dipilih lagi. Masyarakat yang kena imbasnya," kata bapak dua anak tersebut.

Pemerintah memberikan BLSM kepada 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS). Setiap rumah tangga mendapatkan Rp 150.000 per bulan.

Pada tahap pertama, BLSM diberikan untuk dua bulan sekaligus. Pemerintah bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dalam penyaluran bantuan langsung tersebut. Warga yang ingin mendapatkan BLSM harus memiliki kartu perlindungan sosial (KPS), kartu keluarga (KK), dan kartu tanda penduduk (KTP).

Beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan bahwa pemberian bantuan kepada masyarakat miskin melalui BLSM kurang tepat, apalagi hanya berlangsung selama empat bulan. Ia menilai bahwa hal terpenting yang dibutuhkan masyarakat adalah jaminan harga sembako tidak naik, jaminan kesehatan, dan jaminan pendidikan, bukan bantuan langsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

    [POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

    Megapolitan
    Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

    Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

    Megapolitan
    Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

    Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

    Megapolitan
    Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

    Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

    Megapolitan
    Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

    Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

    Megapolitan
    Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

    Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

    Megapolitan
    Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

    Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

    Megapolitan
    Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

    Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

    Megapolitan
    Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

    Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

    Megapolitan
    Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

    Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

    Megapolitan
    Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

    Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

    Megapolitan
    Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

    Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

    Megapolitan
    Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

    Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

    Megapolitan
    Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

    Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

    Megapolitan
    Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

    Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com