Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Gratis ke Solo dan Purwokerto untuk 'Bikers' Jakarta

Kompas.com - 15/07/2013, 10:55 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Kementerian Perhubungan memberikan jasa angkut gratis bagi 250 sepeda motor yang akan dipakai mudik dari Jakarta pada musim Lebaran 1434 H. Seperti yang dilansir situs resminya, Kemenhub hanya akan mengangkut 150 motor tujuan Solo dan 100 motor tujuan Purwokerto dengan truk.

Sementara itu, para pemudik pemilik motor akan diantarkan dengan bus. Untuk meraih kesempatan tersebut, Kemenhub menetapkan sejumlah syarat terhadap sepeda motor yang akan diangkut, yaitu sebagai berikut.

1. Tidak boleh ada modifikasi/aksesori tambahan
2. Kaca spion wajib dilepas (dibawa oleh pemudik)
3. Helm dibawa oleh pemudik
4. Harus ada standar tengah/standar dua
5. Harus dilengkapi dengan pegangan belakang
6. Ukuran roda ban dan ban standar
7. Tidak boleh ada box
8. Tanpa bensin. Di tempat tujuan akan diberikan 1 liter per motor
9. Kunci sepeda motor diberikan ke petugas ekspedisi
10 Memiliki STNK dan SIM sah dengan nama pemegang yang sama
11. Wajib membawa STNK, SIM, KTP asli beserta fotokopi masing-masing 2 lembar

Warga yang berminat dapat mendaftarkan diri di Lobi Gedung Cipta lantai dasar Kantor Kemenhub mulai Senin (22/7/2013) sampai Rabu (31/7/2013) atau sampai memenuhi kuota. Pendaftaran dibuka pukul 08.00-15.00 WIB.

Jika memenuhi syarat, maka motor harus diserahkan kepada petugas, Kamis (1/8/2013) di halaman Perum PPD Cawang, Jaktim, pukul 13.00-18.00 WIB. Sepeda motor akan diberangkatkan pada Jumat (2/8/2013).

Pemilik dapat mengambil sepeda motor pada Minggu (4/7/2013) di tempat tujuan masing-masing. Untuk tujuan Solo, motor bisa diambil di Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Jalan Menteri Supeno No 7, sementara tujuan Purwokerto di Terminal Bus Purwokerto, Jalan Suwatiyo.

Para pemudik akan diberangkatkan dengan bus pada hari Sabtu (3/8/2013) pukul 10.00 WIB dari Kantor Pusat Perum PPD Depo E Klender Jalan Raya Bekasi, Klender, Jakarta Timur. Maksimal pengangkutan adalah 2 orang dewasa dan 1 anak untuk setiap motor yang didaftarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com