Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Air Minum Kemasan di Jakarta Terancam Langka

Kompas.com - 06/08/2013, 19:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasokan air minum dalam kemasan di Jakarta dikhawatirkan bakal kembali terganggu hingga setelah Lebaran. Hal ini terjadi akibat pembatasan transportasi distribusi air.

Demikian yang dikatakan Hendro Boreno, Ketua Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), Selasa (6/8/2013). Ia mengatakan, tahun lalu terjadi kekurangan stok, khususnya pada kemasan galon, karena kebutuhan kantor dan rumah tangga yang cukup tinggi untuk sehari-hari. "Ini yang berakibat pada kenaikan harga tidak terkendali di tingkat pengecer. Biasanya baru normal dua bulan kemudian," katanya.

Menurut Hendro, adanya peraturan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang melarang operasional angkutan barang, kecuali kendaraan bersumbu dua dan angkutan barang pokok di Lampung, Jawa, dan Bali, mulai H-4 hingga H+1 Lebaran, membuat distribusi air minum dalam kemasan mengalami gangguan. Ia meminta adanya dispensasi untuk distribusi air minum, paling tidak pada H-3 dan H+1 Lebaran.

"Apalagi, jalur yang dilalui transportasi, yaitu Bogor, Cianjur, Sukabumi menuju Jakarta, tidak mengganggu arus mudik Lebaran," ujarnya.

Menurut Hendro, transportasi air minum dalam kemasan (AMDK) sebenarnya sudah mendapat rekomendasi dari Kementerian Perdagangan untuk disetarakan dengan transportasi kebutuhan pokok di luar sembako. Surat edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Nomor 313/PDN/SD/7/2012 merekomendasikan agar transportasi AMDK disetarakan dengan transportasi kebutuhan bahan pokok yang wajib dijamin kelancaran distribusinya oleh aparat dan instansi terkait.

Namun, rekomendasi air minum kemasan sebagai bahan kebutuhan pokok tersebut terhambat dengan munculnya surat Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK: 3820/AJ.201/DRJD/2013. Surat itu berisi pelarangan penggunaan angkutan barang lebih dari dua sumbu.

"Inilah yang menjadi dilema bagi kami, yang membuat transportasi air minum dalam kemasan terganggu pasca-Lebaran," kata Hendro.

Menurut Hendro, air minum dalam kemasan sudah sama dengan kebutuhan bahan pokok makanan lainnya. Ia menilai masyarakat lebih suka menggunakan air minum dalam kemasan dibanding memasak air sendiri karena lebih praktis. Ia berharap agar transportasi AMDK disetarakan dengan transportasi bahan pokok.

Saat ini, sebagian besar industri AMDK berasal dari Jawa Barat karena sumber air banyak berasal dari wilayah tersebut. Perusahaan air minum itu lebih banyak menyuplai ke wilayah Jabodetabek. Kontribusinya mencapai 40 persen dari total permintaan air kemasan di seluruh Indonesia yang mencapai 1,8 miliar liter per bulan atau sekitar 20 miliar liter per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com