Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rp 750 Juta, Nilai Surat Suara Pilkada Tangerang yang Salah Cetak

Kompas.com - 15/08/2013, 17:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 1,4 juta lembar surat suara pilkada Kota Tangerang yang bernilai sekitar Rp 750 juta tidak terpakai karena kesalahan cetak.

Menurut Saiful Bahri, anggota KPU Provinsi Banten, yang menjadi koordinator pemilukada Kota Tangerang, kesalahan cetak surat suara itu terjadi pada saat sebelum KPU Provinsi Banten mengambil alih tugas KPU Kota Tangerang.

Hal itu akibat putusan DKPP yang memberhentikan komisioner KPU Kota Tangerang, dan mengembalikan hak konstitusional dua pasangan calon, yang berdampak pada jumlah kandidat pilwalkot menjadi lima pasang.

"Surat suara untuk tiga pasangan calon sebenarnya sudah beres. Tapi karena ada putusan DKPP bahwa ada lima pasangan calon, maka surat suara harus dibuat lagi," ujar Saiful.

Menurut Saiful, pada 13 Agustus lalu, pihaknya sudah memesan kembali surat suara dengan format baru ke sebuah pabrik percetakan besar di Semarang, Jawa Tengah.

"Dalam kerjasama itu ditanda tangani dia atas materai bahwa pada 24 Agustus akan dikirim, sehingga 26 Agustus sudah sampai ke sini," ucapnya.

Menurut Agus Supadmo, anggota KPU Provinsi Banten, yang membidangi masalah logistik, perusahaan percetakan surat suara adalah PT Trisakti, perusahaan yang sebelumnya menang tender dalam pembuatan surat suara.

"Saya konsultasi kepada LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah), dengan kondisi seperti di Kota Tangerang, percetakan surat suara bisa penunjukan langsung. Karena waktu yang sudah mepet," tuturnya.

Mengenai anggaran pembuatan surat suara, kata Agus, total dianggarkan Rp 1,5 miliar. Namun Rp 750 juta sudah terpakai untuk pembuatan surat suara tiga pasangan calon, yang sebelumnya ditetapkan komisioner KPU Kota Tangerang.

"Maka kami gunakan sisa anggaran surat suara itu sebesar Rp 750 juta untuk mencetak 1,161 juta lembar sesuai DPT, plus 2,5 persen surat suara tambahan sebagai cadangan," terangnya.

Herry Rumawatine, Ketua DPRD Kota Tangerang, menyesalkan apa yang terjadi. Menurut Herry, seharusnya KPU Kota Tangerang tidak terburu-buru mencetak surat suara, sementara masih ada masalah pencalonan para kandidatnya.

"Pilgub Jatim tanggal 29 Agustus, tapi KPU di sana belum mencetak surat suara sebelum ada kepastian mengenai pasangan calon. Tapi KPU Kota Tangerang, sudah buru-buru mencetak, padahal masih ada masalah dalam pencalonan kandidat," ucapnya.

Karena itu dipastikan telah terjadi pemborosan uang negara. "Ini harus dipertanyakan, karena ini uang rakyat. Kalau sudah dicetak begini mau diapakan? Apakah dibakar atau tidak? Ini sangat disayangkan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com