Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Bawahan Tak Bisa Dipercaya, Basuki Andalkan Relawannya

Kompas.com - 16/08/2013, 15:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, ketika aparat di bawahnya tidak dapat dipercaya, ia dapat mengandalkan relawan-relawannya. Itu pula yang Basuki lakukan dalam memecahkan masalah di Rumah Susun (Rusun) Marunda, Jakarta Utara.

Basuki mengatakan, relawan-relawan lamanya yang bergerak melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ahok Center bekerja mengawasi program unggulan Pemerintah Provinsi DKI dan penyaluran bantuan corporate social responsibility (CSR) perusahaan. LSM itu, antara lain, dilibatkan dalam pengawasan di Rusun Marunda, Cilincing.

"Ini kedua kali ada oknum PNS seperti itu. Kalau UPT (unit pelaksana teknis) enggak bisa dipercaya, tentu relawan lama yang dipercaya," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (16/8/2013).

Ia menduga, ada permainan politis di dalam tubuh Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI. Hal itu disebabkan nama mitra kerja Ahok Center itu hanya berada di kolom laporan bantuan CSR perusahaan kepada Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI.

Beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki menengarai ada oknum PNS yang mempersulit warga Waduk Pluit untuk pindah ke Rusun Marunda. Di tengah proses relokasi warga tersebut, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusun Marunda Kusnindar dicopot dari jabatannya.

Kusnindar ditengarai telah menghambat proses relokasi warga normalisasi Waduk Pluit ke Rusun Marunda. Menurut Basuki, di bawah pengawasan Kusnindar, tak sedikit unit rusun yang dipindahtangankan dan diperjualbelikan. Ia mengklaim hanya relawan-relawannyalah yang mau untuk mengurusi dan mengawasi pendistribusian bantuan perusahaan kepada para pengungsi di rusun.

Basuki mengatakan, untuk dapat menjadi mitra kerja resmi dalam pengelolaan bantuan CSR, harus ada persetujuan dalam bentuk memorandum of understanding (MoU). Oleh karena itu, ia ingin mencari tahu siapa yang membuat kolom mitra kerja dan mengisinya dengan nama Ahok Center.

Setelah diketahui, ternyata aparat Dinas Perumahan DKI telah menulis Ahok Center di dalam baris mitra kerja CSR. "Orang Dinas Perumahan bilang, 'Kami mengasumsikan kalau saya (Basuki) yang bantu dan menafsirkan Ahok Center sebagai mitra, kemudian dipublikasi'. Makanya, saya anggap ini politik," kata Basuki.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Yonathan Pasodung mengakui, banyak calo penyewa rusun sehingga perlu ada pengawasan ketat untuk mengurusi rumah susun. Hal itu terjadi juga di Rusun Marunda, terutama dalam pengawasan distribusi barang-barang bantuan CSR perusahaan, seperti kulkas, kompor, televisi, dan sebagainya.

"Nah pada saat itu, menurut kita, siapa saja boleh memberikan pertolongannya. Ada tim independen atau relawan yang mengawasi, ya kita serahkan saja," kata Yonathan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com