Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari 27 Kampung Deret, Baru Satu yang Dikerjakan

Kompas.com - 23/08/2013, 18:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Perumahan dan Bangunan DKI Jakarta Yonathan Pasodung mengatakan, dari total 27 kampung deret, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru berhasil menyelesaikan satu kampung deret, yakni di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.

"Dari total ada 27 lokasi yang tersebar di lima wilayah kota Jakarta, contohnya memang baru di Tanah Tinggi," ujar Yonathan kepada wartawan di Balaikota Jakarta, Jumat (23/8/2013).

Yonathan mengatakan, sebanyak 26 kampung lain masih dalam proses verifikasi. Wali kota setempat mendata jumlah kepala keluarga di dalam satu RT. Setelah itu, akan didata lagi apakah setiap keluarga itu akan membangun rumah sendiri atau membangun rumah bersama dengan keluarga lain sebab desain rumah ditentukan oleh warga sendiri. Ada satu rumah yang diperuntukan bagi satu keluarga, tetapi ada juga desain rumah yang diperuntukan bagi beberapa keluarga lain.

KOMPAS.com/KURNIA SARI AZIZA Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah DKI Yonathan Pasodung

Jika proses tersebut telah rampung, wali kota akan memberikan dana kepada warga untuk membangun rumah itu sesuai dengan desain yang ditentukan oleh warga dan telah melalui konsultasi oleh pihak ketiga. Jumlah uang yang diberikan sebesar Rp 1,5 juta per meter persegi dengan luas maksimal 36 meter persegi.

"Sementara mereka bangun rumah, jalan, taman, lampu dan saluran itu akan dikerjakan oleh suku dinas terkait di wilayah itu," ujar Yonathan.

Yonathan menargetkan, proses verifikasi akan rampung pada September 2013. Meski demikian, Yonathan tak bisa memastikan pembangunan 26 kampung deret itu serentak. Ia menyerahkannya kepada suku dinas terkait.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan 95 RW di 27 lokasi untuk dijadikan kampung deret. Pembangunan kampung deret ini ditempuh untuk mempercepat penataan kampung kumuh. Program kampung deret susun ini akan menjadi program unggulan Pemprov DKI di tahun 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com