Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembak Polisi di Tangsel Gunakan Senjata Modifikasi

Kompas.com - 30/08/2013, 18:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaku penembakan polisi di Tangerang Selatan diduga menggunakan senjata api pabrikan yang telah dimodifikasi. Belum diketahui dari mana senjata itu diperoleh.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Slamet Riyanto mengatakan, dari penemuan selongsong dan proyektil di tiga tempat, semuanya memiliki kesamaan. "Jenis pistol modifikasi antara pabrikan dan rakitan. Dari alur-alur yang ada, itu hasil pabrik. Tapi di bagian lain, dari rakitan juga," kata Slamet di kantornya, Jumat (30/8/2013).

Namun, polisi belum dapat memastikan asal senjata tersebut, termasuk menghubungkannya dengan pabrik senjata rakitan di Cipacing, Sumedang, Jawa Barat. Sampai saat ini kedua pelaku, yaitu Nurul Haq alias Jeck (28) dan Hendi Albar (30), belum tertangkap dan masih berstatus buron.

"Kepastian senjata dari mana itu setelah barangnya ada," ujar Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Adex Yudiswan dalam kesempatan yang sama.

Dalam proses penyelidikan, kata Slamet, tim dari Subdit Resmob Polda Metro Jaya bekerja sama dengan tim dari Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri serta sejumlah unit di polres, baik di tempat kejadian perkara maupun di tempat dilakukannya penelusuran penyelidikan. Namun, untuk kepentingan penyelidikan, polisi merahasiakan tempat asal kedua pelaku.

Pelacakan kedua pelaku terkait erat dengan Yamaha Mio bernomor polisi D 6632 WD, sepeda motor yang ditinggalkan pelaku di lokasi penembakan di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (16/8/2013). "Dilacak dari awal kendaraan dibeli di dealer sampai ke pemilik terakhir, akhirnya sampai ke dua orang ini. Sudah berpindah tangan ke 15 orang," kata Slamet.

Kedua pelaku disebut ahli membuat senjata api rakitan, bom pipa, dan pernah mendapat pelatihan di Gunung Sawal, Ciamis, Jawa Barat. Saat beraksi, Nurul Haq yang mengemudikan motor dan Hendi Albar yang melakukan penembakan. Kedua orang tersebut juga pernah terlibat dalam sejumlah aksi kejahatan, seperti pembacokan dua anggota polisi di Bekasi pada Maret 2012, dua kasus perampokan di Bandung, yaitu dalam peristiwa perampokan uang untuk setoran ATM di Cililin pada April 2013 dan perampokan Kantor Pos di Cibaduyut pada Mei 2013, serta perampokan toko emas di Tambora, Jakarta Barat, pada Maret 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com