Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Penyiram Air Keras di Jatinegara Kerap Terlibat Tawuran

Kompas.com - 08/10/2013, 14:24 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — RN alias Tompel, pelajar yang menyiramkan air keras ke penumpang bus PPD 213 di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Jumat (4/10/2013), kerap terlibat tawuran antarpelajar. Sekolah tempat Tompel belajar belum memberikan tindakan khusus terhadap siswa kelas III tersebut.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Negeri 1 Jakarta M Bakri Akkas mengatakan, pihak sekolah menunggu keputusan resmi atas kasus yang melibatkan pelajar berusia 18 tahun tersebut. Sekolah masih menerapkan asas praduga tidak bersalah kepada Tompel meski ia telah ditetapkan sebagai tersangka atas penyiraman air keras itu.

"Kita enggak bisa memvonis, apalagi anaknya masih niat sekolah," kata Bakri saat ditemui Kompas.com di kantornya, Selasa (8/10/2013).

Bakri mengatakan, jika Tompel sudah mendapatkan vonis, maka pihak sekolah akan membuat keputusan atas Tompel. Menurut Bakri, Tompel tergolong pendiam dan tak banyak membuat ulah di sekolah. Tompel juga dikenal berkepribadian baik dan tidak pernah melawan guru.

Ia menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Tompel terhadap penumpang bus tersebut. Terlebih lagi, hal itu dilakukan karena Tompel mengaku dendam kepada siswa dari sekolah lain. Bakri mengakui bahwa Tompel sering terlibat aksi tawuran dengan pelajar lain. Berkali-kali pula Tompel harus berurusan dengan polisi karena terlibat tawuran itu.

"Kita sudah kesekian kalinya berurusan dengan pihak kepolisian, dari mulai masalah Tamansari, tawuran pelajar di Keramat, kemarin juga ada indikasi tawuran di Kelapa Gading, terakhir di bulan Agustus, dia selalu ada," kata Bakri. Menurut Bakri, Tompel pernah melapor ke polisi karena menjadi korban penyiraman air keras dalam suatu tawuran.

Tompel ditangkap tanpa perlawanan saat sedang asyik nongkrong bersama rekan-rekannya di Perumahan Villa Mutiara Gading Kebalen, Bekasi, Sabtu (5/10/2013) malam. Ia mengaku telah menyiramkan air keras jenis soda api ke arah belasan penumpang di bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol di Jalan Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jumat (4/10/2013) sekitar pukul 06.20 WIB.

Akibat kejadian itu, 13 penumpang bus mengalami luka-luka. Korban adalah dua awak bus, empat siswa SMK Negeri 34 Kramat Raya, dan selebihnya penumpang bus yang berangkat kerja. Korban sempat mendapat perawatan ke RS Premier Jatinegara, RS Cipto Mangunkusumo, dan Puskesmas Jatinegara.

Tiga orang korban menderita luka bakar cukup serius. Salah satunya siswa SMK Negeri 34, Tyo Al-Faraby (15), yang menderita luka bakar di leher, punggung, dan kaki kanan. Dua korban lain adalah penumpang yang akan berangkat kerja, yaitu Dwi Nurcahyaning Sari (35) dan Beta Virgin Silalahi (35). Dwi menderita luka bakar pada kedua matanya. Adapun Beta terluka pada mata kiri dan beberapa bagian tubuh lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com