JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi berhasil mengungkap dan menemukan rumah yang dijadikan laboratorium untuk membuat bahan baku narkoba jenis sabu di perumahan Vila Mutia Kirana Blok C No 11, Jalan Cut Meutia, Rawa Lumbu, Bekasi Timur. Seorang warga negara asal Australia turut ditangkap dalam penggerebekan ini.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol menerangkan, penemuan laboratorium ini berawal dari pengembangan kasus tertangkapnya pria berinisial ZAK di Apartemen Center Point, Bekasi, pada dua pekan lalu.
Dari tangan ZAK, polisi menemukan barang bukti satu paket sabu dan ratusan tablet ephedrine. Ephedrine merupakan salah satu bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sabu. Dari pengakuan ZAK, ephedrine tersebut akan digunakan untuk membuat sabu di laboratorium di perumahan Vila Mutia Kirana.
Polisi langsung melakukan penggerebekan ke laboratorium tersebut dan menangkap seorang warga negara Australia berinisial SID. Dari laboratorium tersebut polisi berhasil menemukan puluhan botol cairan metanol yang sudah dicampur pseuedhedrine, pendingin ruangan, dan alat timbang digital dengan nilai keseluruhan mencapai sekitar Rp 1,5 miliar.
"ZAK berperan sebagai pembantu SID untuk meracik bahan yang bisa dijadikan narkoba jenis sabu," kata Yoyol di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Senin (28/10/2013).
Sementara itu, Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Sitinjak menjelaskan, tersangka memang khusus menjual prekursor. Prekursor merupakan bahan mentah dalam pembuatan sabu.
"Jadi kelompok ini hanya menjual bahan bakunya saja. Per kilonya bernilai sekitar Rp 50 juta," ujar Sitinjak.
Menurut pengakuan tersangka kepada penyidik, prekursor tersebut rencananya akan dikirim ke Australia untuk disempurnakan menjadi sabu. Saat ini kedua pelaku mendekam di rumah tahanan Mapolres Metro Jakarta Pusat.
"Dugaan sementara WNA ini menjual bahan untuk disempurnakan dan selanjutnya dijual kembali di Indonesia," pungkas Sitinjak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.