Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Harus Terlibat agar Aksi Asusila Siswa Tak Menular

Kompas.com - 29/10/2013, 14:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) meminta agar Gubernur DKI Jakarta mengevaluasi manajemen sekolah agar kasus kekerasan fisik dan seksual terhadap pelajar atau anak tidak terulang. Peran sekolah dalam pengawasan internal di lingkungannya dinilai lemah.

"Gubernur DKI Jakarta juga harus terlibat di situ supaya ini tidak dicontoh anak-anak atau SMP lain," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait dalam jumpa pers di kantor Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (29/10/2013).

Aris menilai, yang utama dari perbaikan manajemen yakni mengenai fungsi pengawasan. Misalnya, guru baru dapat pulang sekolah setelah murid pelajar di suatu sekolah sudah pulang. Kedua, membentuk sekolah sebagai zona antikekerasan psikis, bully, dan kekerasan seksual dalam bentuk apa pun lainnya. "Sehingga harus betul melahirkan peraturan dan tata tertib," ujar Arist.

Selain itu, lembaga pendidikan juga dimintanya jangan hanya mengejar nama sekolah. Hal itu akan membuat kecenderungan sekolah mengejar target dengan mengutamakan sisi intelektualitas, tetapi lemah dalam hal moral.

"Sekolah terjebak akan kecerdasan intelektualitas, sementara moralitasnya enggak. Jadi mengesampingkan energi positif dari siswa sehingga kecerdasan intelektual hanya didorong untuk mencapai target ujian nasional dan try out itu," tutur Arist.

Menanggapi adanya usul pemasangan CCTV di sekolah, Arist menilai hal itu tidak berpengaruh untuk mencegah perilaku tak baik di kalangan siswa. Menurutnya, yang utama adalah pembinaan sikap daripada siswa itu sendiri.

"Itu tidak akan menyelesaikan masalah. Kalau orang berperilaku tidak baik, di mana pun tidak selesaikan masalah," ujar Arist.

Evaluasi mananjemen di sekolah, lanjutnya, dapat dilakukan baik di sekolah swasta maupun sekolah negeri. Dia berharap peran Dinas Pendidikan dan semua pihak dapat mencegah agar kejadian dan kasus kekerasan yang menimpa pelajar tidak terulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com