Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Buruh Rugikan Perusahaan hingga Puluhan Miliar

Kompas.com - 04/11/2013, 17:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, perusahaan-perusahaan di Kawasan Berikat Nusantara Cakung, Cilincing, Jakarta Utara, mengalami kerugian hingga miliaran rupiah akibat unjuk rasa buruh selama beberapa hari pada pekan lalu.

Sarman mengatakan, ada 97 perusahaan padat karya di kawasan KBN Cakung. Aksi buruh menyebabkan pabrik-pabrik di sana stop berproduksi. Setiap perusahaan diperkirakan mengalami kerugian hingga sekitar Rp 500 juta.

"Berarti 97 perusahaan dikali Rp 500 juta, maka jumlah kerugian mencapai Rp 48,5 miliar," ujar Sarman melalui pesan elektronik yang diterima Kompas.com, Senin (4/11/2013) siang.

Menurut Sarman, kerugian tersebut belum termasuk jumlah penalti yang dikenakan oleh pembeli kepada sejumlah perusahaan karena tidak dapat memenuhi nilai produksi. Kerugian lainnya meliputi kerusakan sarana dan prasarana, seperti pagar yang rusak akibat aksi buruh dan lainnya.

"Kawasan industri di DKI Jakarta ada juga di JIEP Pulogadung, Jakarta Timur, dan Daan Mogot, Jakarta Barat. Tapi, di dua tempat ini, kami belum mendapat laporan kerugian," kata Sarman.

Sarman memperkirakan jumlah kerugian di kedua kawasan itu tak sebesar kerugian di KBN Cakung. Selain jumlah perusahaan di sana lebih sedikit, buruh di kedua kawasan itu juga tak seluruhnya berunjuk rasa. Beberapa perusahaan di antaranya hanya mengirimkan perwakilan buruh demi solidaritas.

Sarman menyebutkan, seharusnya buruh tidak hanya menuntut kenaikan upah. Buruh juga sebaiknya berupaya meningkatkan produktivitas demi kelangsungan roda perusahaan. Menurut Sarman, pabrik bukan sesuatu yang harus mereka tinggal, melainkan sawah yang mampu memberikan penghasilan baik untuk buruh.

Serikat pekerja di Jakarta terus mendesak Pemerintah Provinsi DKI untuk menetapkan upah layak bagi buruh, yakni minimal Rp 2,7 juta. Sementara itu, Gubernur DKI Joko Widodo sudah menetapkan upah minimum Provinsi DKI tahun 2014 sebesar Rp 2.441.301,74. Jumlah itu naik 6 persen dari UMP 2013, yakni Rp 2.216.243,68.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com