Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Jokowi Bukan Gubernur Saya Lagi"

Kompas.com - 06/11/2013, 15:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Para buruh yang melakukan aksi di depan Balaikota Jakarta menumpahkan kekesalan mereka kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Orator pun memanas-manasi buruh dengan orasinya.

"Pak Jokowi sudah bukan gubernur saya lagi, tapi gubernur monyet," seru orator buruh saat melakukan aksi unjuk rasa di halaman Balaikota Jakarta, Rabu (6/11/2013).

Ia menyampaikan kalau para buruh tidak memerlukan pencitraan ke masyarakat. Menurutnya, para buruh hanya memerlukan angka kesejahteraan. Nilai upah minimum provinsi (UMP) DKI 2014 yang telah ditetapkan oleh Gubernur Jokowi senilai Rp 2,441 juta tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Agar Jokowi dapat merealisasikan tuntutan kenaikan UMP sampai Rp 3,7 juta, selama tiga hari ke depan, hingga Jumat (8/11/2013), para buruh akan terus melakukan aksi di depan Balaikota Jakarta.

"Kami enggak butuh pencitraan, kami cuma butuh angka untuk anak istri kami. Kami akan terus bergerak sampai tuntutan dipenuhi," kata buruh itu.

Apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi Jokowi, para buruh mengancam menutup akses jalan di Jakarta. Tak hanya jalan raya, para buruh itu juga akan memblokade seluruh akses jalan tol dan kawasan industri.

"Jalan tol dan seluruh akses jalan raya akan kita lumpuhkan. Kami juga akan menutup semua akses kawasan industri. Selama ini, buruh selalu dikerdilkan," ujar buruh tersebut.

Aksi unjuk rasa yang diikuti oleh berbagai serikat buruh itu hingga pukul 15.00 masih berlangsung. Sambil mendengarkan orasi, para buruh sesekali bergoyang dangdut.

Akibat aksi itu, arus lalu lintas sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan menjadi terhambat. Kendaraan yang melintas harus melambatkan laju kendaraannya karena ratusan buruh berdiri di badan jalan. Mereka juga membawa spanduk dan umbul-umbul.

Pihak kepolisian juga tidak akan melakukan penutupan Jalan Medan Merdeka Selatan. Para buruh akan melakukan aksi selama tiga hari, yakni 6-8 November 2013 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com