Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Orang Pindah Naik Bus, Pra-ERP Tak Berlaku

Kompas.com - 18/11/2013, 14:15 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk meminimalisasi kemacetan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan sistem jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP). Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang sebelumnya mewacanakan stiker hologram sebagai salah satu kebijakan pra-ERP mengatakan, kemungkinan DKI tak jadi menerapkan sistem ganjil genap maupun stiker.

"Kalau ternyata orang mulai pindah ke bus dan kendaraan longgar, kita mungkin tidak akan lakukan pra-ERP," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (18/11/2013).

Basuki melanjutkan, pihaknya akan terlebih dahulu melihat situasi yang ada setelah ratusan bus sedang dan bus transjakarta datang. Apabila bus sudah datang, jalur bus transjakarta steril dari kendaraan pribadi, dan warga mulai mau beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal, maka DKI akan melaksanakan kebijakan penanggulangan kemacetan lainnya.

Kebijakan itu bukanlah kebijakan ganjil genap maupun kebijakan stiker hologram. Namun, kebijakan parkir meter dan pajak progresif. Kebijakan parkir meter merupakan kebijakan yang sebelumnya telah diterapkan di kota Boston, Oklahoma, Houston, New York, Chicago, Los Angeles, dan China. Misalnya, jika tarif parkir per jam Rp 3.000 dan hanya parkir setengah jam, maka sisa Rp 1.500 tidak bisa kembali, tetapi bisa dipakai saat parkir lagi di lokasi yang sama.

Apabila ada pengendara yang bayar parkir satu jam tetapi ternyata parkir selama tiga jam, petugas parkir akan mengecek apakah kendaraan tersebut membayar atau tidak sesuai waktu parkir dan akan diberi tiket untuk tarif kelebihannya.

"Makanya, orang mikir parkir mahal, lebih saya parkir yang murah dan naik bus. Jadi, kita tidak perlu lagi ada stiker hologram dan ganjil genap," kata Basuki.

Sementara pajak progresif, Basuki menegaskan, Pemprov DKI akan menerapkan pajak setinggi-tingginya agar masyarakat tidak lagi tertarik untuk membeli mobil. Rencananya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan menerapkan pajak progresif sebesar delapan persen untuk pembelian mobil keempat.

"Inti kita melakukan ini semua bukan karena uang. Kita ingin membatasi kepadatan kendaraan," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com