Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muluskan Program ERP, DKI dan Polda Metro Bentuk Pokja

Kompas.com - 18/10/2013, 13:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk mematangkan konsep pelaksanaan sistem jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP), Pemprov DKI Jakarta bersama Ditlantas Polda Metro Jaya membentuk kelompok kerja (Pokja) ERP.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pokja yang terdiri atas Dinas Perhubungan DKI, Kepolisian, Dinas Pelayanan Pajak DKI, dan PT Jakarta Propertindo, akan merumuskan segala kajian pelaksanaan ERP dan proses sebelum ERP.

"Kita putuskan buat pokja soalnya kita harus mengkaji kebijakan, peraturan Ditlantas, dan kita mau blokir STNK juga," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (18/10/2013).

Untuk tahap pertama penanggulangan kemacetan, kata dia, DKI bersama Polda Metro Jaya akan mendidik warga. Bagaimana caranya? Dengan penegakan aturan cabut pentil ban kendaraan bermotor. Mobil dan motor yang parkir liar di pinggir maupun tengah jalan ditengarai sebagai salah satu penyebab kemacetan.

Ke depannya, DKI akan menyediakan bus gratis untuk melintasi jalur-jalur yang dikenakan ERP. Salah satu pembahasan yang akan dikaji lebih dalam adalah ide Basuki untuk menerapkan sticker pass hologram.

Basuki meyakini idenya itu dapat segera terlaksana awal tahun ini sebelum menerapkan ERP. Penggunaan stiker itu juga masih akan dikaji, apakah akan dijual dengan harga Rp 1 juta per bulan atau per tahunnya. Apabila warga ingin melewati jalur-jalur utama di Jakarta, maka warga diwajibkan untuk membeli dan menempelkan sticker pass hologram di kendaraan bermotornya.

Kemudian bagaimana kalau kendaraan itu hanya sekali lewat jalan tersebut, apakah harus tetap membeli sticker pass hologram? "Nah, yang sekali lewat itu yang akan kita diskusikan lebih lanjut, apakah harus bayar pass atau tidak. Tapi, kita maunya enggak ada yang sekali lewat lah, kalau sekali ke Jakarta naik bus saja," kata Basuki.

ERP ditargetkan dapat dilaksanakan pada kuartal pertama tahun 2014 atau setelah bulan Maret 2014. Untuk area penerapan ERP, tahap pertama akan diberlakukan di kawasan penerapan 3 in 1 dan Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Alasan penerapan di kawasan tersebut sebagai prioritas penerapan ERP, kata Basuki, karena wilayah tersebut dikelilingi oleh tiga koridor bus transjakarta, yaitu Koridor I (Blok M-Kota), Koridor VI (Kuningan-Ragunan), dan Koridor IX (Pinangranti-Pluit). Tarif yang akan diterapkan sekitar Rp 21.072 per sekali lewat, sesuai kajian yang sudah dilaksanakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com