Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Buat Jalur Bawah Tanah di Taman Ayodya dan Langsat

Kompas.com - 18/11/2013, 17:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merencanakan pembangunan jalur bawah tanah yang menghubungkan antara Taman Ayodya dan Taman Lansia Langsat, Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pembangunan jalur bawah tanah itu merupakan salah satu bagian dari penataan ulang taman itu.

"Saya mau lihat dulu, teknisnya seperti apa. Anggaran sih ndak masalah, tapi teknisnya memungkinkan atau ndak. Kalau ndak, ya ndak masalah, dibangun," kata Jokowi saat meninjau taman yang dibangun pada tahun 1977 itu, Senin (18/11/2013) siang.

Ia mengatakan, saat ini Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta tengah menata ulang taman seluas sekitar 5 hektar tersebut. Penataan dimulai dengan pengadaan taman bermain anak, penghijauan, memperluas taman, dan mempercantik desain taman itu. Yang paling penting, kata Jokowi, taman tersebut harus diisi oleh beragam aktivitas masyarakat.

"Entah rekreasi, olahraga, jadi ndak cuma penghijauan saja. Taman harus ada kegiatan," katanya.

Terkendala sampah

Widodo Hadi, salah satu pensiunan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta, merasa gembira atas rencana penataan taman tersebut. Namun, dia mengeluhkan banyaknya sampah di saluran penghubung yang berada di taman itu. Sampah itu menimbulkan bau tak sedap yang membuat pengunjung merasa tidak nyaman.

Widodo mengatakan, taman itu menjadi tempat berkumpul bagi pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) DKI. Secara berkala, mereka melakukan senam di taman itu. "Tapi karena sampah ini jadi bau, akhirnya yang senam jadi pada kabur semua," ujar Widodo.

Di area taman itu terdapat aula yang kerap digunakan sebagai tempat pendidikan dan pelatihan PNS Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI. Jika sampah masih menggunung, maka tentu mengganggu aktivitas.

Widodo yang saat ini menjadi staf pengajar pendidikan pelatihan Dinas Pertamanan menyatakan telah menyampaikan persoalan sampah tersebut ke Dinas Kebersihan dan Dinas Pekerjaan Umum. Kedua dinas tersebut telah berjanji akan segera melaksanakan pembersihan saluran itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com