Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Parsel Musiman Gelar Lapak di Trotoar Cikini

Kompas.com - 13/12/2013, 14:18 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan pedagang parsel musiman menggelar lapak di trotoar persis seberang Stasiun Cikini. Mereka berjualan parsel menjelang momentum perayaan Natal dan Tahun Baru setelah lapak yang disewa di Stasiun Cikini dibongkar pada Agustus silam.

Menurut Tris (40), salah seorang pedagang toko parsel Berkah, Rizky Abadi, berjualan parsel musiman merupakan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan. Sejak lapaknya dibongkar, ia dan suami harus berusaha keras menjajakan parselnya untuk biaya kebutuhan keempat anaknya dan beberapa pekerjanya.

Ia juga mengaku, lokasi Cikini yang terkenal dengan penjualan persel membuatnya kembali berjualan. Hal ini mengingat para pelanggannya sudah mengetahui toko tempatnya berjualan di Cikini.

"Mau enggak mau jualan di sini, waktu itu tokonya kan digusur, ini mata pencaharian saya Mbak. Orang-orang juga pada tahu kalau parsel kan jualnya di Cikini, ini juga kan cuma sebentar jualannya," ujar Tris saat ditemui Kompas.com, di Jalan Pegangsaan Timur, Cikini, Jakarta, Jumat (13/12/2013).

Tidak hanya itu, kata Tris, parsel yang sering diminati para pengunjung untuk momen Natal ialah makanan dan peralatan makan, seperti gelas dan cangkir.

Harga parsel seperangkat gelas ialah mulai kisaran harga Rp 450.000 hingga Rp 1,2 juta. Ia tak terlalu menargetkan omzet. Menurutnya, untuk perayaan Natal, omzetnya tak sebesar kala hari raya Idul Fitri.

Mengenai perizinan menggelar lapak di trotoar, Tris telah mengantongi izin dari pihak kelurahan untuk berdagang selama 20 hari. Ia juga sadar, lahan tersebut seharusnya tidak diperbolehkan untuk berjualan.

"Kita sudah minta izin kepada yang punya daerah sini, kayak pihak kelurahan, mereka mengizinkan asalkan tidak lebih dari tanggal 28 Desember," katanya.

Tris mengaku tak dipungut biaya untuk berdagang di sana. Namun, ia secara sukarela membayar uang kebersihan.

Hal senada juga diungkapkan Nendy (50), pemilik toko Sarianah Ratan. Ia juga mengambil kesempatan untuk menjajakan dagangan di trotoar. Tidak hanya menjual parsel, ia pun menjual berbagai rotan keranjang untuk parsel yang lebih sering diminati pembeli daripada parsel.

"Mau enggak mau jualan di sini. Ini juga cuma sebentar saja, habis enggak ada tempat lagi, banyak juga yang tahu tempat ini," jelas Nendy.

Menurutnya, walaupun omzet penjualan pada saat perayaan Natal tidak terlalu besar daripada Lebaran, ia tetap bersemangat mencari rezeki untuk menghidupi keluarganya. Tidak hanya itu, cuaca juga berpengaruh pada minat pengunjung untuk membeli parsel.

"Kalau sekarang ini sih agak kurang ya, namanya juga dagang kadang sepi kadang ramai. Mana sering hujan, mungkin orang jadi malas," kata pria paruh baya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com