Tabrakan itu terjadi di jalur hilir (arah Serpong-Tanah Abang) pukul 11.25. Tabrakan KRL 1131 dengan truk tangki berkapasitas 24.000 liter bahan bakar minyak menyebabkan kebakaran. Lebih dari 80 orang menjadi korban, tujuh di antaranya tewas, termasuk masinis.
”Korban belum semuanya bisa dimintai keterangan. Ada 13 korban yang dirawat di rumah sakit, lima lainnya rawat jalan dan baru akan diperiksa jika sudah pulih,” ucap Rikwanto.
Investigasi
Terkait investigasi yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Rikwanto mengatakan, penyelidikan KNKT difokuskan pada perbaikan transportasi, sedangkan polisi untuk kasus pidana.
Secara terpisah, Kepala KNKT Tatang Kurniadi menjelaskan, investigasi yang dilakukan KNKT bukan mencari siapa yang salah atau bertanggung jawab, melainkan mencari penyebab kecelakaan demi perbaikan transportasi secara menyeluruh. ”Investigasi KNKT, no blame, no liability investigation. Investigasi kami dilakukan untuk perbaikan dan keselamatan transportasi, untuk mencegah kecelakaan serupa terjadi lagi di masa depan,” kata Tatang.
Jadi, lanjut Tatang, pihaknya tidak akan memberikan hasil investigasi kepada penegak hukum. Ia menambahkan, untuk penyelidikan kecelakaan kereta seperti di Bintaro, dibutuhkan waktu sekitar enam bulan.
Namun, Tatang mematok upaya penyelidikan sudah selesai dalam waktu tiga bulan. Selanjutnya, KNKT akan mengeluarkan rekomendasi perbaikan yang diperlukan agar kecelakaan serupa tidak terjadi.
”Sebelum rekomendasi menyeluruh setelah penyelidikan selesai, kami akan mengeluarkan dahulu rekomendasi segera dalam beberapa hari ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan,” ungkap Tatang. (CHE/RTS/RAY/NDY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.