Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha di Atas Kursi Roda...

Kompas.com - 08/01/2014, 07:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Tiga tahun lebih menikah, keduanya belum dikaruniai anak. Pekerjaan mulia yang dilakoni sang istri sebagai penjaga panti asuhan terhenti sejak 3 bulan lalu. Sebuah musibah datang menimpa keluarga ini.

"Istri tadi kerja, sekarang kena musibah jatuh patah tangan. Sebelum jatuh, dulu ngurus anak yatim piatu," tutur Kundiarto.

Suka duka kehidupan jalan Ibu Kota memang tak bersahabat bagi kursi rodanya untuk keliling berjualan. Setiap hari, ia berangkat pukul 06.30 hingga pukul 18.00 untuk berjualan. Wilayah yang disusuri tidaklah pendek. Daerah seperti Kemang, Bangka, Kebagusan, Jagakarsa, paling jauh di Pancoran pernah dilaluinya. Jalan mendaki menjadi berat untuk mendorong kursi rodanya. Belum ditambah beban jualan yang dimuat di kursi rodanya itu.

"Kalau naik jalan tinggi enggak kuat, suka minta tolong sama orang," kenangnya.

Belum lagi pengemudi yang mengklakson ketika kursi rodanya menghalangi jalan. Semua itu dilaluinya dengan berserah diri.

"Saya tawakal aja gitu," ujarnya.

Jajanan ringan, parfum, rokok, hingga pulsa elektrik lengkap di kursi rodanya itu. Pendapatannya tak menentu. Ia hanya tahu, setiap bulan mulai tanggal 1 sampai 15 bisa memperoleh untung Rp 50.000 dari berjualan per harinya.

Namun, di atas tanggal 15, pendapatannya menurun menjadi Rp 10.000. Padahal, pria yang mengontrak di RT 10 RW 2 Gang Nangka, Pasar Kebayoran Baru, Cipete Utara, Jakarta Selatan, itu mesti membayar sewa kontrakan sebesar Rp 1 juta. Ia pun membanting tulang agar dapur dapat tetap mengepul asap, dan kontrakan bisa terbayar.

"Karena semangat dan tanggung jawab saya sebagai kepala keluarga untuk menghidupi istri," ujar Kundiarto.

Kundiarto melanjutkan, ada yang bilang saraf yang menyerang kakinya itu 90 persen tidak akan mengembalikannya untuk berjalan normal. Namun, harapan dan cita-cita di matanya tetap ada. Ia memiliki harapan bisa melanjutkan kuliahnya yang pernah terputus.

"Saya juga punya cita-cita untuk bisa punya rumah sendiri," ujarnya mengakhiri.

Sarung tangannya menyentuh roda kursi yang menjadi tumpuannya menyambung hidup. Ia pun meneruskan aktivitas berjualannya, berjalan lurus di tepi Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, berteman dengan ramainya arus kendaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com