Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Umur Satu Tahun, Basuki Sudah Dikejar-kejar Banjir

Kompas.com - 24/01/2014, 11:57 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bergelut dengan banjir bukan hal yang baru bagi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Menurutnya, perasaan waswas dikejar-kejar banjir sudah dirasakan sejak dia berusia satu tahun.

"Saya ini, dari kecil di Jakarta, umur satu tahun, sampai saya menikah, banjir melulu tiap tahun," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (24/1/2014).

Saat Basuki duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) pada tahun 1981, ia bersama keluarganya menetap di Pademangan II, Jakarta Utara. Di kawasan tersebut, kediamannya menjadi langganan banjir, baik banjir rob maupun banjir tahunan.

Tak tahan banjir datang ke rumahnya, ia dan keluarga pindah ke Jalan Industri III Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada tahun 1982. Lagi-lagi, di rumah barunya itu tak luput dari banjir. Kemudian, pada tahun 1984, saat Basuki mengenyam pendidikan di Universitas Trisakti, Jakarta, keluarganya memutuskan untuk pindah rumah lagi. Kini, pilihan mereka jatuh di kawasan Muara Karang Blok V, Jakarta Utara.

"Eh...banjir lagi setiap kali Imlek (perayaan tahun baru Tionghoa)," ujar Basuki tertawa.

Lima tahun kemudian, lagi-lagi keluarganya memutuskan untuk pindah rumah yang daerahnya tepercaya bebas dari banjir. Pada tahun 1989, Basuki pindah ke Blok VII Muara Karang, Jakarta Utara. Kali ini, kepindahannya tak jauh dari tempat tinggal sebelumnya.

Pria yang akrab disapa Ahok tersebut memercayai pembicaraan tetangga-tetangganya yang menyebutkan kalau Blok VII itu merupakan lokasi yang paling tinggi di daerah itu sehingga bebas banjir. Sampai tahun 2007, ia bersama istri dan anak-anaknya menetap di sana.

Tak selang berapa lama, ia mendapat masukan kembali dari banyak orang untuk pindah ke Pantai Mutiara, Jakarta Utara. Sebab, daerah sana terjamin bebas banjir. Basuki pun menuruti ajakan tersebut dan rumahnya di Pantai Mutiara itu yang ia tempati hingga saat ini menjadi orang nomor dua di Ibu Kota.

Ternyata, baru beberapa bulan menjabat sebagai wakil gubernur, ujian banjir besar menghadang Jakarta, tak terkecuali lingkungan tempat tinggalnya. "Orang bilang, saya pindah saja ke rumah dinas di Kuningan supaya enggak kebanjiran. Saya enggak mau pindah, nanti banjir lagi di situ. He-he-he. Saya diikuti air banjir terus," selorohnya sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com