”Hitungan kami, paling tidak ada 65 juta meter kubik air yang turun ke Jakarta sejak Selasa malam hingga Rabu pagi. Saat itu rata-rata curah hujan di atas 100 milimeter,” kata Rudy.
Semua kali besar di Jakarta, kecuali Kali Ciliwung, meluap. Seharusnya lebar rata-rata kali itu paling tidak 20 meter. Kini faktanya banyak yang hanya 6 meter. Inilah yang menyebabkan daya tampung kali sangat terbatas sehingga tidak mampu menampung guyuran hujan lebat dalam durasi waktu lama.
Kondisi ini diperburuk dengan jaringan kali yang belum tertata baik. Contohnya pertemuan Kali Cipinang dengan Kali Malang di Cawang. Arus Kali Cipinang tidak dapat leluasa masuk ke Kanal Timur karena terhambat sumbatan saluran yang terlalu kecil.
Menanggapi bencana ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ingin mempercepat langkah penanganan. Langkah yang dimaksud adalah mengeruk semua saluran air, waduk, dan normalisasi sungai. Kemarin, Jokowi mengunjungi lokasi banjir di RW 004 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Di RW 004 hanya satu RT, yakni RT 010, yang tergenang air akibat luapan Kali Sunter. Kawasannya mencakup Kampung Sawah dan Kompleks Cipinang Indah. Setidaknya 300 jiwa terpaksa mengungsi.
Ahli hidrologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mengatakan, daya dukung lingkungan Jakarta memang lemah. Tanah mulai jenuh karena sudah diguyur hujan satu bulan terakhir sehingga daya serap air semakin kecil. ”Perlu terobosan baru. Jika perlu, memperbanyak resapan artifisial yang mulai dicoba di beberapa tempat di Jakarta,” kata Firdaus
Di Kabupaten Tangerang, Banten, banjir setinggi 1,5 meter memutuskan jalan di Desa Cisereh, Kecamatan Tigaraksa. Jalan Raya Jambu, merupakan akses utama dari dan menuju desa tersebut, terendam banjir sejak Selasa tengah malam. (MDN/NEL/RWN/PIN/PRA/JOS/NDY/A13/A12/NAW/FRN)