Amnah (80), warga RT 02/03 Desa Cihuni, terlihat kesal. Tak henti-hentinya ia mengumpat dalam bahasa Sunda sembari menunjuk-nunjuk lubang makam yang berantakan.
"Keluarga urang aya tujuh di dieu, nggeus karopong kabeh ayeuna! (Keluarga saya di sini ada tujuh, sekarang makamnya sudah kosong semua!-red)," kata Amnah dengan mata terbelalak.
Amnah memaparkan, ia mendapati makam kakek, nenek, adik, serta beberapa kerabat lainnya sudah dibongkar habis. Hanya lubang menganga sedalam kurang lebih 1,5 meter yang tampak.
Amnah terlihat kurang bisa berkonsentrasi saat ditanya wartawan. Emosinya terus meluap-luap. "Balikin! Balikin semua jenazah kerabat saya! Kurang ajar sekali emang yang gali ini! Astagfirullah," kata Amnah yang mengenakan kerudung putih.
Pembongkaran makam itu dimulai sejak Sabtu malam (1/2/2014) lalu. Pembongkaran makam dikoordinasi oleh seorang warga Desa Cihuni bernama Sobri.
Pada Sabtu tengah malam, warga memergoki dua laki-laki bernama Bewok dan Irsad tengah beristirahat di tengah kuburan sehabis membongkar makam. Warga pun menyergap keduanya.
Dari mulut Bewok dan Irsad, diketahui bahwa keduanya disuruh oleh Sobri. Warga pun beramai-ramai mendatangi rumah Sobri di Desa Cihuni, lalu menelepon polisi.
Sobri bersama dua kroninya kini tengah mendekam di sel tahanan Mapolsektro Pagedangan. Motif pembongkaran mayat tersebut diduga terkait konflik dengan pihak pengembang kawasan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.