Warga Kali Sentiong dan Kampung Pulo yang menjadi penghuni rusun tersebut mengaku prihatin karena hampir tidak ditemukan pemandangan indah di sekeliling rusun ini. Kompas.com yang mengamati rusun itu pada Rabu (12/2/2014) menemukan pemandangan yang tak lazim. Hampir semua sisi di rusun itu dikelilingi kubangan seperti rawa-rawa, bahkan terlihat seperti empang.
Kubangan raksasa mengelilingi halaman beberapa unit rusun serta beberapa kolam resapan air. Pada Blok A rusun, sisi belakang halaman tergenang air dan ditumbuhi bermacam tanaman air. Tak jauh dari situ, terdapat lebih dari satu kandang ayam dan bebek. Unggas dari kandang itu berkeliaran di basemen blok A.
Di halaman antara Blok A dan Blok B, ada lapangan basket yang terlantar. Salah satu tiang basket tidak ada papannya, dua ringnya pun sudah raib. Lapangan basket juga digenangi air.
Jalan coran menuju halaman dua blok itu rusak, bolong. Genangan lain juga terlihat di rusun Blok C, belakang Blok E, dan bagian depan serta belakang Blok F. Got tampak tidak dapat menyalurkan air yang menggenangi kawasan tersebut. Genangan air ini malah dimanfaatkan anak-anak untuk menjaring ikan.
Di selasar Blok E, tanahnya berlumpur. Cat yang melapisi tembok rusun sebagian besar terkelupas dan memudar. Badan-badan tembok kotor dengan berbagai warna-warni coretan cat semprot. Sedangkan tembok bangunan, beberapa terlihat retak, dan di beberapa sela sudut bangunan tumbuh lumut.
"Banjir di sini cuma di jalanannya saja kalau hujan gede. Tapi enggak sampai ke dalam (selasar) situ," ujar Manis, kepada Kompas.com.
Menurut Manis, di dalam Rusun Komarudin terdapat lima kolam yang dijadikan lokasi penampungan air. Lima kolam tersebut memang selalu terisi dengan air dari resapan hujan dan dari saluran got.
"Belum ada pembuangan ke luar. Jadi kalau hujan, air enggak ke mana-mana," ujar Manis.
Tarwiti (28), satu warga yang baru direlokasi dari Kebon Kosong, bantaran Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat, mengatakan, khawatir dengan kolam penampungan air tersebut. Sebab, banyak anak-anak yang bermain di pinggiran kolam setinggi pinggang orang dewasa.
"Saya ngeri melihat kolam penampungan itu besar dan terbuka. Khawatir anak-anak tercebur ke dalam kolam," ujar Tarwiti.
Fasilitas rusak
Juna (20), warga Kebon Kosong yang kakaknya, Darja (25), menempati rusun Blok E lantai 5 mengatakan, wastafel pada unit kakaknya rusak. "Menurut saya masih bayak yang perlu diperbaiki. Bangunannya bangunan lama, di tempat kakak saya tinggalin wastafelnya roboh," ujar Juna.
Menurutnya, hanya fasilitas listrik yang berjalan baik, tetapi air sering tidak dapat keluar untuk digunakan warga. "Airnya suka hidup tapi lebih sering mati. Karena memang katanya sudah enggak kepake lama," ujarnya.