Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Calon Penghuni Rusun Komarudin

Kompas.com - 12/02/2014, 13:50 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rasa cemas membayang-bayangi Ali Anton, warga Kampung Pulo yang akan direlokasi di Rumah Susun Komarudin, di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Dia khawatir mengenai lapangan pekerjaan dan juga sekolah anaknya nanti jika mereka jadi direlokasi ke rusun tersebut.

Warga RT 013 RW 003, yang bekerja sebagai pedagang keliling pakaian haji di pasar-pasar di Jakarta itu mengungkapkan, barang dagangannya sudah rusak karena banjir yang merendam rumahnya di Kampung Pulo. Untuk memulai usahanya lagi, dia membutuhkan modal usaha.

"Sebenarnya, untuk pindah ke sini soal bayangan untuk kerja saja. Karena kondisi saya sudah kurang harapan. Saya sangat membutuhkan modal lagi untuk dagang. Karena kebetulan dagang saya kaus, celana, perlengkapan haji habis kena banjir," kata Ali kepada Kompas.com, Rabu (12/2/2014).

Usaha Ali berjualan kerap mengalami pasang surut. Istrinya, Maryani (47), tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga. Dia juga harus menyekolahkan anaknya, Apriani, yang duduk di bangku kelas I SMP 26 dan Citra Fauzia yang masih duduk di bangku kelas II SDN 02 Petang Balimester.

"Kadang saya kalau nganggur, ya nganggur sampai berbulan-bulan. Istri kebetulan enggak kerja, ibu rumah tangga," ujar Ali.

Selain itu, lokasi rusun Komarudin di Cakung dengan tempat sekolah anaknya di Jatinegara amatlah jauh. Satu-satunya yang terpikirkan Ali adalah memindahkan sekolah anaknya apabila ia dan keluarga jadi direlokasi ke Rusun Komarudin.

Ia berharap pemerintah dapat memberikan kemudahan untuk proses pemindahan sekolah anaknya. "Kesulitannya paling kendaraan buat anak ke sana kemari. Mungkin kalau kita sendiri mau tidak mau anak dipindahkan sekolahnya," ujar Ali.

Adapun untuk biaya rusun, Ali mengatakan, dari informasi yang diketahuinya, warga akan digratiskan terlebih dulu selama enam bulan. Setelahnya, warga baru mulai membayar biaya sewa.

"Untuk berapa biayanya sampai saat ini saya belum dengar," ujar Ali.

Camat Jatinegara Syofian Taher mengatakan, untuk biaya setelah warga menempati selama enam bulan akan ditentukan Dinas Perumahan DKI Jakarta. "Tapi kalau sekarang yang saya dengar, kalau tidak salah, Pak Gubernur akan menggratiskan dulu selama enam bulan pertama," ujar Syofian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com