Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alaydrus: Jokowi Singkirkan Satu-satu Kadis Era Foke

Kompas.com - 13/02/2014, 09:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dicopotnya tujuh pejabat eselon II oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendapat sorotan dari anggota DPRD DKI Jakarta Ahmad Husin Alaydrus. Anggota Fraksi Partai Demokrat itu menduga Jokowi sedang melakukan bersih-bersih pejabat era Fauzi Bowo.

"Mungkin Jokowi ingin menyingkirkan satu-satu Kepala Dinas era Fauzi Bowo. Jadi, Jokowi sudah memberi kesempatan mereka bekerja, tapi tidak memuaskan," kata Alaydrus di Jakarta, Kamis (13/2/2014).

Pejabat era Foke yang dicopot Jokowi dan menjadi anggota TGuP2 adalah Taufik Yudi Mulyanto yang sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan, Udar Pristono yang sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan, Unu Nurdin yang sebelumnya Kepala Dinas Kebersihan, Zaenal Musappa yang sebelumnya Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Ipih Ruyani yang sebelumnya Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian, Sugiyanta yang sebelumnya Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan, serta Kian Kelana yang sebelumnya Kepala Dinas Sosial. Mereka yang dicopot Jokowi mengaku menerima dengan baik posisi di TGuP2.

Hingga kini, Jokowi masih menyisakan beberapa pejabat eselon II yang menjabat di jabatannya sejak Era Fauzi Bowo. Mereka adalah Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah, Kepala Dinas Kesehatan Dien Emmawati, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Purba Hutapea, Kepala Dinas Pelayanan Pajak Iwan Setiawandi, Inspektorat DKI Franky Mangatas Panjaitan, Sekretaris DPRD Mangara Pardede, Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Ratiyono, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Arie Budhiman, Kepala Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Putu Indiana, Kepala Biro Hukum Sri Rahayu, Kepala Biro Perekonomian Adi Ariantara, dan Asisten Sekda Bidang Perekonomian Hasan Basri Saleh.

"Mereka yang berprestasi tetap dipertahankan. Tapi, yang bikin bingung juga, kok Kepala Dinas PU masih saja dipertahankan? Padahal masih banjir, jalan berlubang, pompa rusak," ujarnya.

"Bersih-bersih" pejabat era Foke itu telah dilaksanakan Jokowi sejak November 2012 lalu, atau beberapa minggu setelah ia dilantik bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, pada 15 Oktober 2012 lalu.

Diawali dengan Sukri Bey yang pensiun dari jabatannya sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI dan digantikan oleh Endang Widjajanti, serta Eko Bharuna yang dipensiunkan dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Kebersihan DKI. Eko digantikan oleh Unu, yang kini juga telah diganti kembali oleh Saptastri Ediningtyas.

Pada 13 Februari 2013, Jokowi kembali merombak besar-besaran SKPD DKI. Kala itu, 20 pejabat terkena rotasi. Mereka antara lain Catur Laswanto menjadi Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi DKI Jakarta, Anas Effendi yang sebelumnya Wali Kota Jakarta Selatan menjadi Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI, Ery Basworo yang sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum menjadi Kepala Pelaksana BPBD DKI (kini pensiun), Yonathan Pasodung menjadi Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI, Manggas Rudi Siahaan sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum, dan sebagainya.

Perombakan SKPD terus terjadi hingga kini. Hal ini diupayakan untuk mencari pejabat yang bersama-sama ingin mengubah Jakarta dan mengikuti gaya kepemimpinan Jokowi dan Basuki. Mereka yang tidak dapat mengikuti, tentunya akan ketinggalan "gerbong".

"Satu masalahnya adalah ketika saya sudah perintah, tidak diikuti dan kerjanya hanya nyenengin atau ABS (asal Bapak senang) atau basa basi dan seremoni, itu saya tidak suka. Kerja itu yang konkret dan nyata, fisiknya ada, barang kelihatan mata, itu yang paling ditunggu masyarakat," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com