Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Tak Mau Lagi Dicurangi Pengelola Sampah Swasta

Kompas.com - 11/03/2014, 11:51 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Cukup sudah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dicurangi oleh pengelola sampah dari swasta yang mengangkut sampah warga seenaknya. Kini Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberi syarat jika pengelola sampah swasta masih ingin bekerja sama.

Basuki mengatakan, sistem sewa truk per jam yang diterapkan pihak swasta saat ini diubah tidak menguntungkan. Makanya, dia ingin sistem pengangkutannya diubah menjadi perjalanan pergi pulang (rit). Sistem tersebut mulai diterapkan pada April 2014.

"Alasannya karena kita masih terikat aturan sewa mobil per delapan jam, padahal mereka baru ngangkut satu rit. Saya bilang ubah saja, mana bisa pakai jam, pakai rit saja biar lebih simpel. Jadi per rit bayar berapa, tinggal dihitung saja nantinya," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (11/3/2014).

Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, sistem sewa truk per jam kerap dimanfaatkan truk pengangkut untuk tidak mengangkut sampah dengan alasan jam operasional telah habis. Akibatnya, sampah masih menumpuk di berbagai tempat.

Dia mengaku heran mengapa sistem yang merugikan tersebut masih saja diterapkan. Ia mencurigai ada kesengajaan dari oknum-oknum Dinas Kebersihan untuk kepentingan pribadi.

"Ada kesengajaan pembiaran sistem lama yang bikin kerja jadi lama. Jadi lucu, ada truk karena sudah kerja sekian jam dan sudah ngangkut penuh sampah, lalu pergi, tapi tidak balik lagi. Padahal, sampah masih numpuk," ucapnya.

Basuki mengaku tidak takut apabila ada gugatan dari para pengusaha sampah yang merasa keberatan dengan sistem tersebut. Ia menegaskan, sistem kerja sama dengan rit yang ditawarkan sudah merupakan harga mati.

"Itu hak mereka (untuk menggugat), terserah sajalah, gugat saja. Kita tidak mau kontraknya pakai ton dan pakai jam, kita inginnya pakai rit," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' di Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com