Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Masuk Sekolah Pukul 09.00 Baru Wacana

Kompas.com - 28/03/2014, 11:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana waktu jam belajar pukul 09.00 yang dicetuskan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Rabu lalu, masih wacana.

"Baru wacana untuk mengetahui reaksi masyarakat," ujar Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (27/3/2014).

Ahok mengatakan, berdasarkan kajian lalu lintas, memang salah satu penyebab kemacetan pada pagi hari adalah jam masuk sekolah. "Kegiatan antar jemput siswa menyebabkan kemacetan. Itu memang terbukti ketika sekolah libur, jalanan lumayan lengang," katanya.

Menurutnya, ada lembaga riset yang mengusulkan waktu belajar mengajar mulai pukul 09.00. "Saya bilang kalau pukul 09.00, pulangnya mau jam berapa? Pasti sore. Nah, sore kan macet juga, lebih parah dari pagi. Kalau pulang sore, anak-anak bisa lebih stres karena sudah capek belajar terus terkena macet. Jadi, mendingan masuknya pagi," ujarnya.

Ia mengatakan, meski Pemprov DKI sudah melakukan sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan zonasi, tetap banyak pelajar yang belajar di sekolah yang jauh dari rumahnya sehingga arus lalu lintas tidak berpengaruh.

"Anak saya saja kalau telat bangun, sekolah enggak mandi. Yang penting kan kalau masuk pagi, dia sore sudah di rumah daripada malam baru nyampai rumah," ujarnya.

Menurut Ahok, dia tidak perlu survei, tetapi hanya melempar wacana ke masyarakat melalui media. "Survei di Jakarta itu gampang, lempar saja ide ke masyarakat. Kalau beritanya udah naik, lihat komentar orang. Kalau banyak yang caci maki, artinya idenya nggak usah diterusin," ujar Ahok.

Sejak 2009 lalu, Pemprov DKI telah menerapkan aturan waktu masuk sekolah pukul 06.30. Aturan tersebut dibuat untuk mendistribusikan kemacetan lalu lintas pada pagi hari sehingga kegiatan antar jemput terjadi sebelum warga berangkat bekerja. Hingga kini, aturan tersebut masih diberlakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com