Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Dukung Konsep "Botabek Shuttle Express"

Kompas.com - 07/04/2014, 18:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendukung upaya penerapan shuttle bus Bogor, Tangerang, Bekasi (Botabek). Namun, kata dia, upaya tersebut akan berhasil apabila electronic road pricing (ERP) telah diterapkan.

Botabek Shuttle Service adalah konsep transportasi yang dibuat oleh PT Jakarta Marga Jaya. Konsepnya adalah penyediaan park and ride station (PRS) di perumahan-perumahan mewah yang terletak di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, yang akan melayani calon-calon penumpang yang akan menuju Jakarta.

Dari PRS-PRS tersebut, bus-bus BSE akan menempuh jalur prioritas di jalan tol, serta busway saat sudah tiba di Jakarta, sehingga perjalanan dijamin akan jauh lebih cepat dan tidak akan tersentuh kemacetan.

Tiba di Jakarta, bus BSE akan berhenti di drop and return station (DRS) yang akan dibangun di tempat-tempat umum yang terletak dekat dengan pusat-pusat kesibukan di Ibu Kota.

"Botabek shuttle bus sangat layak karena memang mengurangi volume kendaraan dari luar kota masuk Jakarta. Tapi harus dibarengin ERP. Karena kalau ada ERP, baru kamu terpaksa lepasin mobil kamu," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (7/4/2014).

Botabek Shuttle Express sendiri akan ditujukan untuk kalangan kelas menengah ke atas. Jadi, layanan ini akan memiliki segmen yang berbeda dari pengguna layanan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek, dan angkutan perbatasan terintegrasi transjakarta (APTB). Diperkirakan, tarif bus-bus antara Rp 15.000 dan Rp 40.000.

Meski tergolong mahal, tarif tersebut tergolong lebih murah daripada biaya operasional yang biasa dikeluarkan oleh para pengguna kendaraan pribadi setiap harinya. Nantinya, bus-bus Botabek Shuttle Express akan dilengkapi wifi, dan sambungan listrik untuk telepon genggam dan komputer jinjing.

Meski demikian, Basuki menilai, senyaman apa pun layanan transportasi umum, hal itu tetap tak akan dapat mengalahkan fasilitas di dalam mobil pribadi. Karena itu, tetap harus ada cara untuk melarang warga menggunakan kendaraan pribadi, yakni dengan cara penerapan ERP.

"Kalau tidak ya siapa yang mau naik bus. Tetap lebih enak di mobil sendiri kan," ujarnya.

Berdasarkan data dari PT Jakarta Marga Jaya, saat ini tak kurang dari 1.915.585 kendaraan dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi ikut "meramaikan" arus lalu lintas di Jakarta sepanjang pagi hingga sore hari, terutama saat jam masuk dan pulang kerja.

Angka 1,9 juta kendaraan tersebut menyumbang sebanyak 19,36 persen dari total semua kendaraan yang berlalu lalang di Jakarta sepanjang hari, yang jumlah keseluruhannya mencapai 9,9 juta unit. Dari total 1,9 juta kendaraan tersebut pula, sebanyak 98 persen merupakan kendaraan pribadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Megapolitan
Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Megapolitan
Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Megapolitan
Kasusnya Viral Kembali, Keluarga Vina Cirebon Temui Hotman Paris

Kasusnya Viral Kembali, Keluarga Vina Cirebon Temui Hotman Paris

Megapolitan
Mulai Hari Ini, Buang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu di Luar Jam Operasional Dikenakan Denda

Mulai Hari Ini, Buang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu di Luar Jam Operasional Dikenakan Denda

Megapolitan
Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Megapolitan
Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Megapolitan
Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Megapolitan
Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Megapolitan
Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat 'Video Call' Keluarga Jadi Pertanyaan

Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat "Video Call" Keluarga Jadi Pertanyaan

Megapolitan
Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com