Dia beralasan, jalur tersebut melewati jalan raya Pasar Minggu-Lenteng Agung-Depok, yang menjadi salah satu titik kemacetan parah yang ada di Jakarta.
Namun, jalur bus transjakarta tersebut harus dibuat melayang agar tidak dapat diserobot oleh kendaraan lain. Selain itu, lanjutnya, jalur jalan raya Pasar Minggu-Lenteng Agung-Depok relatif tidak begitu lebar sehingga sulit untuk dibangun separator.
"Meski bersinggungan dengan KRL, tapi kepadatan lalu lintas di sana amat tinggi sehingga keberadaan transjakarta tetap akan diminati. Agar steril mungkin dibuat jalur layang khusus untuk busway," kata pria yang akrab disapa Tyas itu kepada Kompas.com, Senin (14/4/2014).
Tyas menjelaskan, pembangunan jalur layang tak perlu sampai menyeluruh di semua koridor tersebut. Sepertiganya saja pun sudah sangat baik, katanya.
"Paling tidak jalur layangnya dari Tanjung Barat sekitar Tol Simatupang sampai dengan Pancoran sekitar Tugu Dirgantara," jelasnya.
Sejak dicanangkan pada 2004, transjakarta ditargetkan akan melayani 15 koridor. Saat ini, transjakarta telah melayani 12 koridor. Koridor 14 merupakan satu dari tiga koridor tersisa yang belum dibangun, sedangkan dua koridor lainnya yaitu Koridor 13 (Ciledug-Blok M) dan Koridor 15 (Blok M-Kalimalang).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.