Di tengah acara, pengunjung terus berdatangan dengan lelah akibat macet. Teguh Esha tampil membacakan puisinya beberapa puisinya seperti “Pleidoi Anak Jalanan”. “Kibarkan Merah Putih” & “Ibu, Aku ini Anakmu” bersama Yono. “Ali Topan Rock and Road” yang merupakan tema film “Ali Topan Anak Jalanan” juga dinyanyikan oleh Teguh Esha dengan irama Blues. Dilanjutkan oleh Abah Yoyok membawakan puisinya berjudul ‘Hidung Unek-Unek” secara musikalisasi diiringi oleh gitar Branjangan.
Waktu menunjuk pukul 21.10 wib saat Cornelia Agatha melangkah ke panggung disambut tepuk tangan, sebelum ia membacakan puisi WS Rendra berjudul “Sajak Ibunda”. Kemudian dilanjutkan dengan puisi “Sebentar” karya Slamet Widodo. Sound system yang mengalami gangguan malam itu tak menggoyahkan pesona Lia, panggilan artis dan model iklan ini bagi pengunjung yang makin memadati ruangan Wapres.
Acara makin meriah ketika Jodhi Yudono, yang awal April lalu sukses menyajikan nyanyian puisi “Dendang Sejak Penyair Minang” di Grand Indonesia, tampil ke pentas. Lagu pertama yang ditampilkan “In Pain” bersama Feryna Setyowati, kemudian bersama Dimas yang memainkan gendang jimbe, Jodhi membawakan puisi “Sehabis Hujan” karya Darmadi dan “Penerimaan” karya karya Khairil Anwar. Dilanjutkan bersama Violi Kasherman menyanyikan karyanya sendiri “Yogya” dan “Derai-derai Cemara” karya Chairil Anwar. Ditutup dengan menampilkan duo penyanyi, Violi dan Feryna dalam “Setitik Noktah”, Jodhi membuat pengunjung memberikan applaus panjang .
Malam yang makin larut tak menahan acara berlanjut dengan tampilan Budi Ksatrio yang membawakan karya Rendra, “Mengenang dan Membaca Indonesia”, sebelum bincang buku “ “Negeri Tanpa Nama” yang memuat 20 karya cerpenis.
Dipandu Ilenk Rembulan, salah satu cerpenis buku itu, Madureta Menali menuturkan bahwa proses kreatif diawali dengan mengumpulkan cerpen bersama dalam grup di Facebook. Dari 200 cerpen lalu tersaing dua puluh, dan karya Dhafi Qhadafi terpilih menjadi judul buku itu.
“Saya hanya ingin cerpen saya mendapat apresiasi dari penulis di grup itu, tak menyangka terpilih jadi judul buku,”ujar Qhadafi yang datang dari Yogyakarta untuk turut dalam diskusi itu. Buku yang menurut Ilenk Rembulan meski tanpa tema, berbeda genre tapi secara umum bagus. Ia menyoroti peran editornya yang terasa kurang menyentuh isi bukunya.
Mendekati pukul 22.00 WIB akhirnya panggung Sastra Reboan diakhiri oleh duo MC, Alya Salaisha dan Rivai Adi.*** ***
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.