Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpam Tidak Kenal Anggota Babinsa yang Datangi Warga

Kompas.com - 05/06/2014, 18:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang satpam di salah satu RT di Jakarta Pusat mengaku baru mengenal anggota bintara pembina desa (babinsa) yang mendatangi warga setempat bernama Rifki dengan alasan mendata pemilih di lingkungan itu pada Sabtu (31/5/2014).

Satpam berinisial A (63) itu pun menemani Rifki ke koramil setempat karena mencurigai anggota babinsa itu. "Makanya saya langsung ke sana untuk memastikan apa pria yang mengaku anggota babinsa itu benar-benar di bawah kedinasan koramil atau tidak. Ternyata benar dia anggota babinsa," kata pria berusia 63 tahun itu, Kamis (5/6/2014). 

Sebagai satpam, A mengenal para anggota babinsa yang rutin memantau keamanan setempat. Namun, anggota babinsa yang datang pada Sabtu (31/5/2014) lalu untuk mendata pemilih dan mengarahkan pada salah satu pasangan calon tertentu tersebut merupakan anggota yang baru datang ke lingkungannya.

Pada saat anggota babinsa itu mendatangi kediaman Rifki, A sedang shalat maghrib di masjid terdekat. Oleh karena itu, ia tidak mengetahui apa yang dilakukan anggota babinsa itu di kediaman Rifki.

"Saya juga tidak tahu kalau ada yang dibilang mendata pemilih untuk pilpres karena di sini ada tiga TPS dan pemenangnya tidak didominasi partai tertentu," kata A. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Rifki didatangi seorang pria yang mengaku anggota babinsa. Pria itu melakukan perbaikan daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilpres 2014.

Saat pendataan itu, Rifki diarahkan untuk memilih pasangan calon yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Anggota itu mengaku bertugas di bawah kontrol koramil setempat.

Rifki pun sempat mendatangi koramil di dekat lingkungannya. Ternyata, ia melihat secarik kertas folio dengan banyak data yang tersusun rapi. Data itu berisi daftar nama dan alamat warga, serta daftar preferensi memilih dalam pilpres. Di sana juga terdapat rekapitulasi hasil preferensi memilih, yakni 90 persen memilih Prabowo dan 10 persen memilih Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Pilkada DKI Jalur Independen Sepi Peminat, Pakar Khawatir Fenomena Calon Tunggal

Pilkada DKI Jalur Independen Sepi Peminat, Pakar Khawatir Fenomena Calon Tunggal

Megapolitan
Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com