Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2014, 17:53 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, saat ini Pemprov DKI memberi waktu dua bulan kepada PT Jakarta Monorail (JM) untuk bisa memenuhi syarat-syarat perjanjian kerja sama (PKS).

Apabila dalam dua bulan PT JM tak dapat memenuhi syarat-syarat tersebut, Pemprov DKI akan menghentikan perizinan kepada PT JM dan akan mengganti moda transportasi monorel dengan LRT.

"Apa yang terjadi kalau PT JM tidak sanggup memenuhi permintaan kami, ya akan kami batalkan. Lalu, apakah Jakarta jadi tidak punya transportasi massal? Tidak. Kami akan bangun light rapid transit (LRT)," katanya di Balaikota Jakarta, Senin (9/6/2014).

Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, pembangunan LRT beserta kajiannya bisa saja dilakukan dengan menggandeng jajaran badan usaha milik daerah (BUMD). Ia menilai, cara tersebut akan efektif agar Pemprov tak mengeluarkan uang terlalu banyak.

Ahok juga berencana melakukan kerja sama dengan pemilik properti dan pengembang. "Kan kita tidak perlu modal untuk bangun LRT. Kasih mereka (pemilik dan pengembang properti) hak untuk penggunaan ruang udara. Nanti mereka saja yang bangun LRT," ujarnya.

Beberapa hari lalu, Ahok mengaku sedang mewacanakan membangun sarana LRT yang nantinya akan menghubungkan titik-titik di pusat Kota Jakarta, termasuk di sepanjang Jalan Asia Afrika, Senayan, dan Jalan HR Rasuna Said, Kuningan.

Ahok mengatakan tak masalah bila LRT dibangun di kedua kawasan yang rencananya digunakan untuk jalur monorel tersebut. Sebab, ia berencana membongkar tiang-tiang monorel bila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta benar-benar menghentikan kerja sama dengan PT JM.

Pemprov DKI mengajukan sejumlah syarat kepada PT JM sebelum kerja sama ditandatangani. Syarat-syarat itu meliputi pelunasan harga tiang, penyediaan modal 5 persen dari total nilai proyek, serta desain stasiun dan depo yang cocok dengan tata ruang.

"(Tiang monorel) bongkar saja. Biarin aja jadi sejarah kalau di situ pernah ada rencana pembangunan monorel," katanya di Balaikota Jakarta, Jumat (6/6/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com