Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kok Harga Kerak Telor di PRJ Monas Lebih Mahal dari PRJ Kemayoran?

Kompas.com - 11/06/2014, 16:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ternyata tak semua pedagang kerak telor di Pekan Rakyat Jakarta (PRJ) Monas mematuhi instruksi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama untuk menjual dagangannya di bawah Rp 9.000. Saat Kompas.com mencoba mengelilingi PRJ Monas, banyak pedagang kerak telor yang tersebar di sana. Ada yang berdagang di dalam stan Pemprov DKI, ada juga yang di luar.

Kadir (53), seorang pedagang kerak telor di lapangan Silang Barat Monas, menjual kerak telor ayam seharga Rp 20.000 dan telor bebek seharga Rp 25.000. Ia mengaku mengambil kesempatan gratis biaya sewa lokasi dagang di sana.

"Yah, kebetulan tempatnya gratis, kapan lagi kan," kata Kadir, kepada wartawan, di Monas, Jakarta, Rabu (11/6/2014).

Tak hanya Kadir, Sudewo (38) juga mempergunakan kesempatan itu untuk meraup keuntungan setinggi-tingginya. Sudewo yang sehari-hari berdagang kerak telor di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, ini lebih memilih berdagang di PRJ Monas daripada di Jakarta Fair Kemayoran. Sebab, untuk berdagang di Jakarta Fair, ia harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 150.000 per harinya sebagai sewa lokasi. Sudewo menjual kerak telor ayam seharga Rp 15.000, sementara kerak telor bebek Rp 20.000.

Saat Kompas.com mencoba menyambangi pedagang kerak telor yang berada di dalam stan Pemprov DKI, harganya sudah diseragamkan. Pedagang kerak telor resmi yang telah didata oleh Pemprov DKI adalah mereka yang menempelkan harga di bakul dagangannya.

Hal ini terlihat pada dagangan milik Amiruddin (52). Pada bakul jinjingannya telah tertera harga kerak telor ayam Rp 10.000 dan kerak telor bebek Rp 15.000. "Kita sudah daftar ke DKI untuk berdagang di sini. Alhamdulillah, sehari kemarin sudah laku 15 kerak telor ayam dan bebek," kata Amiruddin yang biasa berdagang di kawasan Warung Buncit itu.

Alisa, salah seorang pengunjung PRJ Monas asal Kemayoran, mengaku menyesal telah membeli kerak telor dari pedagang kaki lima (PKL). Ia membeli kerak telor bebek seharga Rp 25.000. Ia lantas membanding-bandingkan harga kerak telor di PRJ Monas dengan Jakarta Fair Kemayoran.

"Kemarin saya beli kerak telor di PRJ Kemayoran harganya Rp 15.000. Pas beli di pesta rakyatnya Jakarta kok harga kerak telornya mahal sekali. Malah jadi lebih mahal di PRJ Monas dari PRJ Kemayoran," keluh ibu dua anak tersebut.

Ia pun baru mengetahui jika ada pedagang kerak telor resmi dan pedagang kerak telor yang berasal dari PKL. Selanjutnya, Alisa mengimbau kepada Pemprov DKI untuk mengakomodasi semua pedagang, baik PKL maupun yang terdaftar. Dengan demikian, pengunjung tidak terjebak dengan harga yang tinggi.

"Saya kan mana tahu kalau pedagang resmi itu yang berada di dalam stan. Kalau semua pedagang masuk stan dan harganya disesuaikan, pasti pengunjung juga senang," ujar Alisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gambelz Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gambelz Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Megapolitan
Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com