Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Macet dan Semrawut, PKL di KBT Ditertibkan

Kompas.com - 17/06/2014, 21:22 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aparat gabungan dari unsur Satpol PP, TNI, dan Polri melakukan operasi penertiban dalam rangka penegakan aturan larangan berjualan oleh pedagang kaki lima (PKL) di jalan inspeksi Kanal Banjir Timur (KBT). Pasalnya, keberadaan para PKL ini kerap membuat semrawut dan juga menggangu lalu lintas kendaraan.

Pantauan Kompas.com, Selasa (17/6/2014) sore, ratusan petugas disebar untuk melakukan penjagaan di sepanjang kawasan Cipinang Besar Selatan di Jatinegara hingga kawasan KBT di Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Petugas gabungan yang berjaga melarang pedagang menggelar barang dagangan mereka. Kondisi ini membuat para pedagang yang membawa barang dagangan dengan mobil bak dan sepeda motor terpaksa tidak menurunkan dagangan.

Petugas juga melakukan partoli di sepanjang jalan KBT menggunakan mobil Satpol PP. Sebagian pedagang kemudian terlihat beralih ke kawasan pintu masuk Perumahan Cipinang Indah yang terhubung dengan jalan inspeksi KBT. Sebagian pedagang mengaku bingung dengan penertiban dari petugas ini.

"Saya bingung kita enggak boleh jualan lagi. Kita juga enggak tahu kenapa," kata Slamet kepada wartawan saat ditemui di lokasi, Selasa sore.

Pria yang menjual berbagai jenis dagangan pakaian ini mengatakan, usahanya tersebut merupakan satu-satunya sumber penghasilannya. Dirinya berharap petugas memberikan kelonggaran bagi para pedagang, khususnya hingga Lebaran mendatang.

"Ya kita minta jangan dulu ditertibkan. Kasih kita kesempatan buat cari rezeki. Ini kan sudah mau puasa dan Lebaran. Kalau dilarang jualan terus kita makan apa?" ujar Slamet.

Kepala Seksi Operasi Satpol PP Jakarta Timur Agus Sidiki mengatakan, kegiatan kali ini masih tahapan sosialisasi kepada para pedagang. Agus mengatakan, rencananya larangan berjualan tersebut akan diberlakukan hingga Kamis (19/6/2014).

"Sekarang ini masih sosialisasi langsung ke pedagang supaya tidak berjualan di sepanjang KBT. Dengan tindakan pengaman ini jadi lebih efektif," ujar Agus.

Setelah itu, setelah tahap sosialisasi usai, pihaknya akan mengambil tindakan berupa penertiban bagi PKL yang masih membandel. "Kalau Jumat sudah diambil tindakan bagi yang melanggar," ujarnya.

Menurut catatannya, sekitar 1.600 PKL menjajakan jualan mereka di sepanjang jalur KBT mulai Cipinan Besar Selatan hingga Pondok Kopi. Keberadaan mereka dianggap menggangu ketertiban umum.

Ia mengatakan, sosialisasi dilakukan karena banyaknya keluhan warga terhadap PKL. Pasalnya, PKL yang berjualan kerap menyebabkan kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com