Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joki-joki BPJS Itu Mengaku sebagai Pasien

Kompas.com - 21/07/2014, 12:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Para joki antrean Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di rumah sakit milik pemerintah menggunakan cara tersendiri dalam melayani "klien" mereka.

Nelly (35), seorang keluarga pasien yang ditemui Warta Kota, mengaku mengenal dan memiliki nomor telepon seorang joki bernama Mia. Namun, Nelly belum pernah memakai jasa sang joki karena merasa masih kuat untuk mengantre.

Joki itu, kata Nelly, mengaku sebagai keluarga pasien demi menutupi profesinya yang sebenarnya.

Untuk mengetahui kebenaran informasi itu, Warta Kota menghubungi nomor telepon joki yang sebelumnya diberikan Nelly dengan berpura-pura menjadi pemakai jasa.

Setelah sempat sulit dihubungi, Kamis (17/7/2014) malam, pembicaraan lewat sambungan telepon pun terjadi.

Mulanya Mia sempat heran menerima telepon dari nomor tak dikenal. Namun, selanjutnya ia bersedia menanggapi pembicaraan.

Dalam percakapan itu, Mia mengaku setiap hari memang datang ke RS Budhi Asih.
Alasannya ialah untuk mengantar saudaranya menjalani perawatan tingkat lanjut seusai operasi. Selain itu, ia juga mengaku ibu mertuanya tengah menjalani terapi rutin.

Mia mengaku sebagai ibu rumah tangga. Setiap harinya, ia sudah berada di RSUD Budhi Asih dini hari pukul 02.00. Bahkan, ujarnya, sudah ada pasien yang tiba di RS sejak pukul 19.00.

"Kebanyakan orang begitu. Mau kakek-kakek, nenek-nenek, anak muda, semuanya begitu kalau mau dirawat cepat. Kalau nggak begitu, nanti nggak dapat nomor kecil. Kalau terlambat, bisa dapat nomor seratusan atau dua ratusan," ucap Mia.

Awalnya, Warta Kota berniat membeli nomor antrean registrasi pasien BPJS dari Mia. Karena menurut informasi dari pasien, perempuan itu juga memperjualbelikan nomor. Namun, Mia tidak bisa menjamin bisa memperoleh nomor antrean.

"Saya mau bantu, tapi nggak bisa pastiin juga. Soalnya sekarang kan lagi ketat masalah antrean nomor. Paling kalau nggak bisa ambil nomor, saya bisa bantu ambilin tempat aja," ujar Mia.

Mendapat penjelasan dari Mia, Warta Kota pun sepakat.

Mia menerangkan, saat ini RSUD Budhi Asih menerapkan ketentuan yang lebih ketat untuk pengambilan nomor registrasi.

Bila sebelumnya pengambilan nomor antrean cukup dengan membawa fotokopi surat rujukan puskesmas, saat ini calon pasien wajib menyertakan surat rujukan asli.

Jumat (18/7/2014) sekitar pukul 05.00, Mia menepati janjinya untuk "mengamankan" tempat antrean pengambilan nomor. Dia mendapat nomor urut 18. Nomor itu terbilang bagus mengingat saat itu antrean sudah mencapai ratusan orang.

Setelah bertemu, perempuan berusia sekitar 30 tahun itu mempersilakan Warta Kota untuk mengambil tempat yang didudukinya. Ibu dua anak itu mengaku tidak bisa lama-lama karena harus mengurusi keluarganya yang juga akan dirawat.

Sebelum pergi, joki itu mengeluarkan kode yang artinya mengharapkan imbalan. Uang Rp 50.000 pun menjadi upah bagi sang joki. Ia langsung menerimanya dengan hati-hati pada keadaan sekitar. Padahal, sebelumnya ia mengaku tak pasang tarif.

Setelah menerima uang, Mia pun hendak pergi. Namun, sebelumnya ia bertanya lebih dulu, "Berkas (rujukan) pasiennya mana, Bang?" Setelah menjelaskan bahwa berkas tersebut
sedang diambil oleh kerabat, joki itu pun pergi dengan rasa curiga.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com