Meskipun terlahir sebagai orang Betawi yang dikenal mewarisi tanah yang luas, lahan rumah kontrakan itu diperoleh Mahmud dengan jerih payahnya sendiri. ”Orangtua saya Betawi miskin. Ibaratnya, saya itu parfum yang tinggal botolnya doang,” ujarnya.
Berkat kerja kerasnya semasa bekerja sebagai pegawai PT PLN, Mahmud bisa memiliki lahan di pinggir tol itu. Selama bekerja di PT PLN itu pula dia memperoleh kesempatan untuk mengembangkan hobinya berkebun dengan menata taman di kawasan pembangkit listrik tenaga gas dan uap di Muara Karang dan Muara Tawar, Jakarta Utara, tempatnya bekerja.
Dengan hobinya itu, Mahmud memperkaya pengetahuannya dengan mengikuti latihan meracik obat herbal di Cilangkap, Jakarta Timur. Dua tahun setelah pensiun, pada 2011, kemampuannya meracik herbal untuk pengobatan mulai digunakan.
Mahmud pun tak menarik biaya sedikit pun untuk pengobatan herbal itu. ”Hidup dari sewa kontrakan sudah cukup. Dari obat herbal ini saya cari pahala,” katanya.
Bagi Mahmud, apotek hidup yang dia kembangkan juga menjadi tempat melepas lelah. ”Melihat hijaunya pepohonan itu memberikan rasa tenang,” ujarnya. (MDN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.