Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaruh Harapan pada MRT Jakarta

Kompas.com - 05/08/2014, 07:00 WIB

KOMPAS.com - Lengang mewarnai Jalan MH Thamrin, Minggu (3/8/2014) pagi. Meskipun tidak ada hari bebas kendaraan bermotor, sejumlah warga tetap asyik bersepeda bersisian dengan kendaraan bermotor yang lalu lalang. Tidak ada kemacetan, meskipun sebagian lajur jalan digunakan untuk pembangunan stasiun.

Stasiun itu rencananya akan digunakan untuk kereta mass rapid transit (MRT). Pembangunannya dilakukan PT MRT Jakarta.

Di seputar Bundaran Hotel Indonesia, sejumlah perbedaan mulai terlihat seperti ”hilangnya” halte transjakarta Bundaran HI. Selain itu, jembatan penyeberangan orang yang ada di sisi timur juga dibongkar dan diganti dengan jembatan baru yang belum selesai pembangunannya.

”Ya, tidak apalah sekarang macet, tetapi nantinya kita punya kereta api yang bagus. Kalau tidak sekarang, kapan lagi,” ujar Bobby, warga Cinere, yang kemarin menikmati lengangnya Jakarta bersama koleganya.

Dia menyatakan terjebak kemacetan saat mengendarai mobil melintasi ruas Jalan Sudirman-MH Thamrin pada hari kerja. Meskipun kesal karena menghabiskan waktu lebih banyak dan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bensin, tetapi dia memiliki harapan akan moda transportasi massal yang jauh lebih baik di kemudian hari.

Pemandangan jalan yang lengang ini memang kontras dengan lalu lintas kendaraan bermotor sehari-hari di hari kerja. Macet panjang biasanya berjajar dari Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin. Setelah pengerjaan fisik skala besar MRT dilakukan, pertengahan Juli, kemacetan kian parah karena penyempitan lajur jalan.

Di Jalan MH Thamrin menjelang Bundaran HI, misalnya, tersisa tiga lajur kendaraan dan satu lajur transjakarta. Lebar setiap lajur juga tidak sebesar sebelumnya meskipun lebar jalan sudah mengambil sebagian trotoar.

Kondisi saat ini diperkirakan akan berlangsung 1,5-2 tahun mendatang, sesuai dengan lama waktu pengerjaan fisik yang dilakukan.

Direktur Utama PT MRT Dono Boestami, dalam konferensi pers pertengahan Juli, mengatakan, lahan yang digunakan untuk pengerjaan fisik MRT ini disesuaikan dengan alat yang digunakan. Alat bor bawah tanah yang besar, misalnya, membuat lahan yang diperlukan untuk pengerjaan fisik luas, yakni sekitar 29 meter.

Pengerjaan fisik saat ini mulai dilakukan di tengah jalan sesuai dengan lokasi stasiun MRT yang akan dibangun.

Sebelumnya, pengerjaan fisik dilakukan untuk mempersiapkan lahan yang akan dipakai untuk pekerjaan utama. ”Kami menyiapkan lahan di sisi kanan-kiri agar lajur kendaraan bisa digeser dan kami mulai bekerja di bagian tengah jalan dengan meminimalkan pengurangan lajur jalan. Jadi, pekerjaan yang lalu merupakan persiapan untuk pekerjaan utama yang kami mulai saat ini,” kata Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta M Nasyir.

KRL dan MRT

Sistem perkeretaapian yang akan diterapkan di MRT sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek yang sehari-harinya melayani sekitar 650.000 penumpang.

KRL Jabodetabek pun sebenarnya termasuk MRT, sebuah sistem perkeretaapian berdaya angkut besar dan waktu tempuh yang cepat.

Namun, karena nama KRL Jabodetabek sudah lebih dulu beken, sistem perkeretaapian ini disebut KRL, bukan MRT. Apalagi, KRL Jabodetabek yang beroperasi saat ini merupakan satu-satunya kereta api di Indonesia yang digerakkan dengan tenaga listrik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Megapolitan
Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com