Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Kebersihan Masih Terjajah Urusan Nafkah

Kompas.com - 18/08/2014, 20:45 WIB
KOMPAS.com - Minggu (17/8), matahari bersinar terik di Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta Utara. Cuaca panas tidak menyurutkan sorak-sorai ribuan orang menonton lomba panjat pinang kolosal dalam perayaan Hari Kemerdekaan Ke-69 Republik Indonesia.

Di antara kerumunan penonton, Warisah (63), petugas kebersihan, memunguti botol-botol minuman dan bungkus makanan dari satu blok ke blok lain lalu ia masukkan ke tong sampah.

Bekerja dari pukul 05.00 hingga pukul 13.00, perempuan beranak satu ini diupah Rp 73.000 oleh pengelola taman rekreasi Ancol. Namun, dengan adanya pesta kemerdekaan, dia harus lembur hingga petang memungut sampah. Jika ada acara kolosal, sampah bisa mencapai belasan ton. Warisah tidak mengeluh karena tidak sempat ikut merayakan dan tak mengetahui jumlah tambahan upah lembur.

Kemerdekaan seakan jauh dari kehidupannya. Dengan upah sebesar itu, ia hanya cukup membiayai makan sehari-hari dan membayar sewa rumah petak berdinding tripleks dengan ukuran 1,5 meter x 4 meter seharga Rp 400.000 per bulan.

Meski begitu, dia mensyukuri pekerjaannya. ”Hal terpenting adalah keluarga saya bisa makan dan sehat,” ujar Warisah. Itulah makna kemerdekaan baginya.

Warisah merupakan satu dari ribuan pekerja kebersihan di DKI Jakarta yang setiap hari, memungut sampah warga Ibu Kota, yang oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta, volumenya ditaksir mencapai 5.000 ton-6.000 ton per hari.

Warisah cukup beruntung karena upahnya dibayar rutin setiap awal bulan. Pekerja kebersihan di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat, mengalami nasib lebih buruk. Sebut misalnya, Wahid Mansyur (40), salah satu pekerja kebersihan di tempat tersebut.

Ayah satu anak ini bercerita, gaji sempat tidak dibayar selama tiga bulan mulai Maret hingga Mei. Padahal, gaji per bulan sebanyak Rp 2,4 juta. Dalam jangka waktu selama itu, Wahid tetap bekerja. Untuk bertahan hidup, dia mencoba berdagang minuman ringan.

”Teman-teman dari Komunitas Manusia Batu dan Sepeda Onthel turut membantu dengan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk kami,” ujar Wahid. Saat ini pun, gaji bulan Agustus belum turun.

Di Taman Fatahillah, ada 10 pekerja kebersihan. Mereka bekerja setiap hari, pukul 05.00-13.00, termasuk membersihkan taman. Sampah yang dikumpulkan selama itu mencapai 2-4 gerobak. Kapasitas setiap gerobak mencapai 1 ton. ”Seusai acara peringatan kemerdekaan hari ini, sampah bisa menumpuk hingga 4 gerobak,” ujar Wahid. Hari itu, Taman Fatahillah digunakan sebagai lokasi peluncuran KPK TV.

Belum merdeka

Setali tiga uang, nasib Wasani (45) pun belum merdeka. Pria yang menjadi tukang sampah di daerah Jembatan Lima, Jakarta Barat, sejak 1985 itu bertugas mengangkut sampah dari rumah warga di RW 001, Kelurahan Tanah Sereal, Tambora.

Wasani bekerja 11 jam sehari, pukul 07.00-18.00. Pekerjaannya membutuhkan waktu lama karena ia harus berhenti dan mengambil sampah dari tiap rumah, semua dilakukannya sendiri. Setiap hari Wasani mengumpulkan 1,5 ton sampah dari warga.

”Seharusnya ada dua orang untuk satu RW, tetapi karena orangnya tidak ada, jadi saya sendiri,” kata Wasani. Karena menanggung beban pekerjaan dua orang, Wasani menerima upah juga untuk dua orang, totalnya Rp 400.000 per bulan, tanpa uang makan atau tunjangan apa pun.

Jumlah tersebut tidak berarti banyak dibandingkan dengan biaya hidup di Jakarta. Mereka merasa belum merdeka meski republik ini ini sudah berusia 69 tahun. (A05/*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com