Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Nekat Sopir Angkot, Serobot dan Lawan Arah di Jalur Transjakarta

Kompas.com - 02/09/2014, 14:34 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ulah sopir angkutan umum yang menyerobot jalur transjakarta di kawasan Stasiun Kota, Taman Sari, Jakarta Barat, terbilang nekat. Tak hanya menyerobot busway, para sopir angkutan umum itu masuk dengan melawan arah di dalam jalur transjakarta, Selasa (2/9/2014) siang.

Aksi pelanggaran lalu lintas itu terjadi tepatnya di Jalan Mangga Dua Raya yang mengarah ke Stasiun Kota. Dekat Selter Pangeran Jayakarta, para sopir tersebut menyerobot jalan khusus transjakarta melalui jalur putar balik sebelum selter tersebut.

Tujuannya tak lain untuk mangkal di depan Stasiun Kota dengan cara instan. Mereka melakukan hal ini untuk menghindari kemacetan di lampu lalu lintas depan Stasiun Kota arah Asemka atau Jembatan Lima. Hal itu dilakukan karena para sopir ini enggan memutar jauh, yakni Terminal Kota Inten atau menyerobot lagi di putaran belakang Selter Kota.

Salah satu warga berinisial Ed (44) mengungkapkan bahwa ulah para sopir itu sudah menjadi hal lumrah di jalur tersebut. Pada jam-jam kemacetan, para sopir nekat ini menyerobot masuk di jalur transjakarta arah Mangga Dua untuk memotong rute.

"Sudah sering di sini. Mereka nggak mau kena macet di lampu merah sana. Setiap kali mau mangkal di Stasiun Kota, pasti lawan arah dari halte transjakarta itu," ujar Ed kepada Kompas.com.

Petugas Transjakarta Selter Pangeran Jayakarta mengutarakan hal senada. Menurut petugas tersebut, angkutan umum yang hendak mangkal di Stasiun Kota memang kerap menggunakan jalur transjakarta yang berlawanan arah untuk sampai lebih cepat.

"Nggak tentu jamnya, semaunya mereka saja. Biasanya kalau sudah macet yang ke arah Kota, mereka masuk lawan arah lewat sini," ujar pemuda yang enggan disebutkan namanya itu.

Para sopir itu susah ditertibkan. Selain tidak adanya polisi yang berjaga, petugas patroli Transjakarta yang mengawasi jalur juga tidak ditempatkan di sana. "Dilarang juga susah. Mana berani, galakan juga mereka," kata dia.

Aksi para sopir ini sangat membahayakan. Jalur yang menjadi rute memotong ala sopir-sopir tersebut terbilang cukup ramai. Beberapa angkutan yang kerap menyerobot dan melawan arah adalah angkutan bernomor 39 jurusan Kota-Mangga Dua-Pademangan dan angkutan M15a jurusan Tanjung Priok-Kota.

Dari putaran balik Selter Pangeran Jayakarta, sopir angkutan menempuh jarak melawan arah sekitar 300 meter lebih. Di depan perempatan coneblock yang telah ditutup, mereka menyeberang ke kanan melewati pinggiran trotoar untuk sampai di Stasiun Kota. Setelah sampai, mereka tinggal memutar balik angkot, parkir untuk ngetem, dan menunggu penumpang di sana.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com