"Beberapa waktu lalu kami bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang melakukan pemeriksaan rutin di sana. Saat kami data, ada sekitar 15 wanita penghibur yang mengaku berasal dari Dolly," kata Slamet, Kamis (11/9/2014).
Slamet mengaku terkejut dengan keberadaan para wanita dari Dolly itu karena lokasinya yang sangat jauh. "Ada kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah," kata Slamet.
Selain dari Dolly, kata Slamet, sejumlah wanita penghibur lainnya ada yang berasal dari Sumatera, Cirebon, dan Indramayu. "Setiap dua pekan sekali, mereka bertukar tempat dengan wanita yang bekerja di tempat prostitusi lain. Siklusnya begitu," katanya.
Warga RW 02 Kampung Dadap Gili menuturkan bahwa penertiban lokasi prostitusi sudah kerap kali dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Namun, praktik maksiat itu tetap saja ada.
"Satpol PP dan polisi bolak-balik terus ke sini untuk menertibkan, tetapi tetap tidak pengaruh. Malah makin banyak," ujar Mahtum (65), warga RW 02, saat ditemui di lokasi.
Bahkan menurut Mahtum, dalam suatu penertiban, warga pernah turut membantu petugas dengan menggunduli rambut salah satu wanita penghibur. "Sudah digituin masih enggak kapok juga. Malah melawan besok-besoknya," ujar Mahtum.
Menurut Mahtum, para wanita penghibur di sana datang dari berbagai daerah. "Enggak cuma orang sini. Ada yang dari Kalijodo, Jakarta Utara, sampai yang luar kota pun kemari. Yang dari Gang Dolly pun ada yang kemari," katanya. (Banu Adikara)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.