Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Baru Didemo Mahasiswa, Ini Penjelasan Unas

Kompas.com - 12/09/2014, 17:09 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Nasional (Unas) menggelar unjuk rasa di kampusnya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Mereka menuntut pencabutan sanksi skorsing, pembekuan organisasi kemahasiswaan. Mereka juga menganggap aturan baru yang dibuat kampus ini tidak pernah disosialisasikan

 
Saat dikonfirmasi, Kepala Humas Unas Dian Metha Ariyanti, mengatakan bahwa semua peraturan sudah disosialisasikan.

"Misalnya lewat website kampus, surat edaran ke UKM, dan spanduk. Kami juga sudah mengajak dialog mahasiswa kok. Tetapi masih banyak yang tidak memanfaatkannya," kata Kepala Humas Unas Dian Metha Ariyanti kepada Kompas.com di Unas, Jakarta Selatan, Jumat (12/9/2014). 

 
Peraturan yang dipermasalahkan oleh mahasiswa itu mengatur tentang tata kehidupan kampus, batas jam malam, dan tata etika berkampus. [Baca: Mahasiswa Unas Demo Tolak Aturan Baru Kampus]

Salah satu contohnya adalah peraturan yang tidak membolehkan mahasiswa menggunakan sandal ke kampus, tidak boleh menggunakan celana sobek, aturan tentang sanksi skorsing, drop out, pembekuan UKM dan pembatasan jam malam di kampus hanya sampai pukul 22.00 WIB. 

 
"Bagaimana aturan tak diubah, saat razia kampus kami mendapati ada senjata tajam, bom molotov, dan juga narkoba di dalam ruangan UKM dan senat. Makanya kami memutuskan untuk membekukan sementara UKM dan senat dan memberlakukam jam malam. Tetapi ini semua dianggap mengekang kreativitas," ujarnya.
 
Menurut dia, aturan ini sebenarnya bukan peraturan baru, melainkan pembaharuan. Peraturan ini sesuai dengan SK kampus no 112 tahun 2014. Peraturan ini diperbaharui dari SK kampus no 62 A tahun 2002 lalu. 
 
"Perubahan aturan ini enggak tiba-tiba ada, tapi lewat proses pertimbangan kampus," ujarnya.
 
Metha mengatakan, pada dasarnya tujuan utama dari pembaharuan aturan ini adalah untuk membangum kampus yang bersih, berbudaya dan kental dengan suasana akademik. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Nmax Warga Koja Raib Digondol Maling Saat Terparkir Depan Rumah

Motor Nmax Warga Koja Raib Digondol Maling Saat Terparkir Depan Rumah

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Hanya Maju Jadi Calon Wali Kota Bogor, Tolak Tawaran Jadi Wakil

Sespri Iriana Jokowi Hanya Maju Jadi Calon Wali Kota Bogor, Tolak Tawaran Jadi Wakil

Megapolitan
Diduga Begal, Pria Lansia Diamuk Warga di Depan JIS Jakarta Utara

Diduga Begal, Pria Lansia Diamuk Warga di Depan JIS Jakarta Utara

Megapolitan
Permudah Faizal Buang Jasad Pamannya, Naedi Inisiatif Beli Karung Goni

Permudah Faizal Buang Jasad Pamannya, Naedi Inisiatif Beli Karung Goni

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Sakit Hati dan Provokasi Buat Faizal Tega Bacok Pamannya hingga Tewas, lalu Buang Jasad Korban ke Jalan

Sakit Hati dan Provokasi Buat Faizal Tega Bacok Pamannya hingga Tewas, lalu Buang Jasad Korban ke Jalan

Megapolitan
[POPULER MEGAPOLITAN] Tanjung Priok Macet Total | Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol

[POPULER MEGAPOLITAN] Tanjung Priok Macet Total | Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol

Megapolitan
Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com