Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Murid SMP Berebut Tunjukkan KJP kepada Jokowi

Kompas.com - 23/09/2014, 16:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemandangan unik terjadi saat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMPN 277, Koja, Jakarta Utara, pada Selasa (23/9/2014) siang. Jokowi diperebutkan anak sekolah. Ceritanya, Jokowi masuk ke kelas IX-2 di sekolah yang terletak di Jalan Sindang Terusan, 34 A, Koja, Jakarta Utara, itu.

Sekitar 30 murid telah duduk dengan rapi di dalam kelas tersebut. Guru yang mendampingi Jokowi meminta murid untuk menunjukkan KJP kepada Jokowi.

"Saya Pak, saya," teriak seorang siswa sembari memperlihatkan KJP. "Saya saja Pak," timpal yang lain. Jokowi sempat bingung memilih mana murid yang akan ditanya-tanyainya. Akhirnya, dia memilih murid yang berada di dekatnya.

Jokowi kemudian bertanya soal KJP kepada siswa itu. "Ini kartunya kapan diterimanya?" "Seminggu lalu, Pak," timpal sang murid. "Oh, iya, iya, benar berarti," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, program KJP di Jakarta memang sempat terhenti saat pemilihan umum. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengeluarkan surat imbauan bahwa program yang mendasarkan diri pada anggaran hibah harus dihentikan sementara.

Seusai meninjau penerimaan KJP di sekolah itu, Jokowi mengaku puas lantaran program KJP tepat sasaran. Menurut bincang-bincang dia dengan para siswa, uang KJP benar-benar digunakan untuk keperluan pendidikan.

"Saya cek sudah sampai benar. Dipakai beli seragam, buku, pokoknya yang mereka butuhkan," ujar Jokowi.

Tidak hanya di SMPN 277, Jokowi juga sempat meninjau penerimaan KJP di SDN 01 Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara. Di sana, Jokowi pun mengaku puas atas berhasilnya program itu.

KJP adalah program unggulan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama. Semua siswa yang tidak mampu diberikan sebuah kartu yang berisi saldo untuk membantu kebutuhan sekolah mereka.

Uang dalam kartu itu dapat dicairkan di Bank DKI tiga bulan sekali. Untuk pelajar SD, jumlah bantuan yang diterima ialah Rp 180.000. Untuk pelajar SMP, jumlah bantuannya ialah Rp 210.000. Sementara itu, untuk pelajar SMA, jumlahnya bantuannya ialah Rp 280.000. Bantuan tersebut berasal dari pos anggaran hibah KJP dalam APBD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com