Dishub memprediksi, penerapan sistem ini akan menutup kebocoran retribusi parkir hingga ratusan miliar rupiah.
"Saat ini kebocoran retribusi parkir sangat besar. Setelah diterapkan parkir meter, harusnya bisa menutup hingga ratusan miliar," ujar Kepala Pelaksana Perparkiran Sunardi Sinaga saat peresmian parkir meter.
Ia menjelaskan, pendapatan Unit Pelaksana Perparkiran terdiri dari dua jenis. Pertama dari pajak parkir yang didapat dari gedung-gedung beserta lahan parkir resmi.
Kedua, dari retribusi parkir di badan jalan. Pendapatan yang berasal dari pajak parkir tahun lalu adalah Rp 314 miliar. Sementara pendapatkan yang berasal dari retribusi parkir jauh lebih kecil daripada jumlah tersebut yaitu Rp 26 miliar.
Maka menurut Sunardi, dengan memberlakukan parkir elektronik, pendapatan yang berasal dari retribusi parkir akan meningkat. Ini karena dana retribusi parkir tidak dikelola lagi oleh juru parkir melainkan dikelola secara elektronik.
"Retribusi parkir tidak lagi bocor ke tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.
Saat ini, sistem meteran parkir baru diuji coba di Jalan Agus Salim atau yang dikenal dengan Jalan Sabang. Jika sistem ini efektif, maka akan dilanjutkan untuk jalan-jalan lainnya, misalnya Boulevard Kelapa Gading dan Jalan Juanda.
Jalan Sabang dipilih lantaran memiliki intensitas parkir yang tinggi. Lokasi ini juga dekat dengan Jalan yang berlakukan three in one atau tiga orang dalam satu mobil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.