Bila banyak fans hanya menghabiskan jutaan rupiah untuk menonton konser, membeli album, atau memiliki pernak-pernik terkait K-Pop yang digilai, Heru bisa juga mendapatkan uang dengan menulis buku terkait idolanya.
Buku Heru tetap menyoal K-Pop. Namun, dia mengemasnya dalam balutan komedi. Hasilnya, keempat bukunya menjadi bestseller.
"Pas mereka (orangtua) tahu gue suka K-pop, mereka fine-fine saja. Pas mereka tahu gue bikin buku dan dapat penghasilan, mereka bilang bangga. Itu cita-cita gue. Kalimat yang pengen gue denger dari orangtua," tutur Heru saat bertemu Kompas.com, pada medio September 2014.
Empat buku soal K-Pop yang ditulis Heru adalah SM Entertainment Salah Gaul (SMSG), SM Entertainment Salah Gaul 2, K-Pop Salah Gaul, dan K-Pop Salah Gaul The Stories.
Gara-gara teman perempuan sekelas
Semua bermula pada 2010. Heru bertutur, saat itu dia duduk di bangku kelas 2 SMA. Perkenalannya dengan K-Pop adalah gara-gara teman perempuan sekelasnya.
"Waktu itu, di kelas gue, ada satu temen cewek, namanya Nurma, yang suka Super Junior," ujar Heru. "Mungkin dia ngerasa kesepian jadi K-Popers satu-satunya di kelas, jadi dia nyoba nularin virusnya ke temen deketnya, yaitu gue sama Ela."
Gara-gara Nurma "nyari temen" itu, Heru ternyata ketularan suka K-Pop. Bedanya, Heru lebih suka girlband SNSD.
"Soalnya pertama kali lihat bening gitu," tutur dia soal alasan yang menjadikannya Soshi, sebutan fans SNSD. Selain SNSD yang "bening", dia juga berpendapat musik K-Pop easy listening dan video klipnya menarik untuk ditonton.
Membuat klub penggemar
Kecintaan terhadap K-Pop pun lalu memicu Heru untuk melakukan berbagai aktivitas yang biasanya dikerjakan K-Popers, seperti fanboying, bermain role player (RP), dan membuat fanfiction.
Fanboying/fangirling adalah kegiatan mencari informasi terkait penyanyi K-Pop yang diidolakan, biasanya melalui internet. Adapun RP adalah berperan laiknya K-Pop yang didolai di jejaring sosial atau forum sejenis di internet.
"Setiap idol (penyanyi K-Pop) yang gue suka comeback (merilis lagu), biasanya aktivitas fanboying meningkat. RP, yes, soalnya bikin aktivitas fanboying jadi tambah gampang," kata Heru yang masih punya obsesi untuk berfoto bareng Jessica, salah satu personel SNSD.
Kedua kegiatan tersebut masih Heru lakukan sampai sekarang. Dalam dunia RP di Twitter, Heru menjalani peran sebagai Kai, salah satu personel band EXO.
Untuk fanfiction, yaitu cerita fiksi dengan artis K-Pop sebagai tokoh utama, sudah tak lagi dilakukan Heru. "Kalah sama kesibukan kuliah," kata dia.
Dari fanboying dan RP jadi buku
Dua aktivitas terkait pengidolaan -fanboying dan RP- tersebut, belakangan menjadi ide bagi Heru untuk menyusun akun fanbase. Dia pun mulai membuat fanbase bernama SMentSalahGaul di Twitter pada 2011.
Akun tersebut berisi lawakan mengenai para penyanyi K-Pop yang berada di bawah naungan manajemen SM Entertainment. Beberapa artis K-Pop di manajemen ini adalah Super Junior, SNSD, dan EXO.
"Awal bikin fanbase itu iseng aja. Dulu gue buat fanbase @tweet_kpopers, tapi kurang rame. Terus waktu itu lihat ada akun @TheSalahGaul, emang basic gue suka ngelawak ya jadi kepikiran bikin versi K-Popnya. Berhubung gue SM biased, gue bikinnya @SMentSalahGaul," kata Heru.
Untuk menulis buku yang diminta, Heru mengajak seorang temannya bernama Mbee. Namun, naskah perdana mereka ditolak.
Dua kali Heru dan Mbee merombak naskah dan hasilnya masih belum memenuhi standar sang penerbit. Akhirnya, naskah itu mereka berikan ke penerbit lain dan diterima. Tak dinyana, buku itu meledak di pasaran setelah diterbikan.
"SMSG 1 booming, bestseller dalam jangka waktu beberapa minggu. Preorder pun hampir seribu eksemplar. Di situ awal kesuksesan sampai akhirnya ada buku ke-2,3, dan 4," papar Heru sumringah.
Tak semua senang
Heru sadar, tak banyak K-Popers yang punya cerita hidup seperti dirinya. Namun, dia berpendapat menjadi K-Popers pun sudah positif.
"Jadi K-Popers itu asyik, punya dunia sendiri yang mungkin jauh lebih baik dari mereka yang enggak punya passion terhadap sesuatu. Syukur-syukur kalau kreatif bisa ngehasilin karya," kata Heru yang pada tahun ini akan meraih gelar diploma.
Heru mengaku tak ambil pusing dengan pandangan sebelah mata orang-orang terhadap K-Popers. Setiap orang, kata dia, bebas berpendapat. Dia pun berkeyakinan K-Pop bisa membuat seseorang lebih baik.
"Gue sih kasarnya enggak peduli orang mau nilai K-Popers alay, norak, dan sebagainya. Gue ngerasa jauh lebih bahagia dibanding temen gue yang lain yang suka galau dan bete, sementara gue banyak kegiatan di dunia K-Pop," ungkap Heru lugas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.